Bisnis.com, SURABAYA-- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim optimistis mampu menyeimbangkan porsi kredit produktif dengan kenaikan 10% di akhir tahun. Padahal selama ini kredit konsumtif menjadi motor penggerak penyaluran kredit terutama sektor rumah tangga.
Direktur Utama Bank Jatim R. Soeroso mengatakan proporsi kredit produktif tertinggal dari kredit konsumtif, yaitu 35%:65% pada semester I/2015.
Namun, pihaknya memproyeksikan proporsi penyaluran kredit produktif akan mengejar ketertinggalan, dengan proyeksi perbandingan 45%:55% di penghujung tahun ini.
"Kami targetkan [kredit produktif] naik 10%, tidak muluk-muluk. Sedikit demi sedikit naik tetapi pasti," katanya dalam acara Media Corporate Day Bank Jatim Belong To You 2015 di Surabaya (6/8).
Dia melanjutkan perseroan tertantang untuk memacu sektor produktif. Bank berkode emiten BJTM itu berupaya menyeimbangkan penyaluran kredit produktif dan konsumtif hingga ke level 50%:50%.
Soeroso menyebutkan pihaknya mengacu permintaan pasar di Jawa Timur. Menurutnya, tren kredit di sektor produktif sedang bergeliat. Adapun sektor produktif yang dipetakan tumbuh yaitu usaha mikro kecil menengah dan agribisnis.
Direktur Operasional Bank Jatim Rudie Hardiyono mengatakan sektor produktif akan terusa tumbuh. Hal itu didukung dari laba dari unit mikro pada juni 2015 yang menyumbang Rp35 miliar.
Sejak unit mikro dibuka pada februari 2014, lanjutnya, sudah dibuka 60 unit cabang mikro yang tersebar di 12 Area. Adapun penyaluran kredit mencapai Rp452 miliar ke 2.561 debitur.
Sedangkan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) terhitung rendah, yaitu di kisaran 0,05%.
"Untuk unit mikro, Bank Jatim menargetkan BEP [Break Even Point) 8 bulan. Namun BEP lebih cepat dari yang ditargetkan yaitu rata-rata 5-6 bulan," ujarnya.
Sepanjang semester 1/2015, Bank Jatim telah menyalurkan kredit Rp28,29 triliun, tumbuh 13,97% year on year dari tahun sebelumnya sebesar Rp24,83 triliun.
.jpg?w=348&h=261)
