Bisnis.com, SURABAYA--PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Region Jawa Timur menargetkan pembiayaan baru tahun ini mencapai Rp4 triliun, atau turun 11,11% dari capaian tahun lalu di kisaran Rp4,5 triliun. Bidikan tersebut diklaim telah disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat Jawa Timur terhadap kendaraan yang sedang menyusut.
Head of Region Jatim Adira Finance Krisdianto mengatakan total pembiayaan di 29 cabang Adira Finance Jatim bakal menyumbang sekitar 11,17% dari target pembiayaan nasional yang dipetakan Rp35,8 triliun. Adapun wilayah dengan porsi pembiayaan terbesar berada di Surabaya yang menguasai 50% pangsa pasar, sedangkan sisanya tersebar di Sidoarjo, Banyuwangi, Situbondo, Jember dan Probolinggo.
Kami tidak menampik pasar sedang lesu. Namun kami tidak melakukan revisi target di paruh kedua tahun ini, tetap Rp4 triliun. Nanti bingung kalau target terus-terusan dikoreksi, katanya di Surabaya, Selasa (8/9).
Kendati demikian, Adira Finance Jatim telah membukukan pembiayaan Rp2,5 triliun periode Januari hingga Agustus. Jumlah tersebut dinilai melebihi target pencapaian di awal semester II/2015 ini. Pasalnya, bulan Agustus digadang-gadang sebagai momentum berakhirnya masa menunggu dan melihat bagi para konsumen. Ditambah lagi, Agen Pemegang Merek (APM) sedang berlomba-lomba meluncurkan produk kendaraan baru sepanjang bulan Agustus dengan harga yang relatif bersaing.
Mau tidak mau, lanjutnya, konsumen terpikat dengan harga bersaing yang ditawarkan oleh berbagai agen yang bisa didapat dengan harga mulai Rp120 jutaan.
Berhamburnya produk-produk baru menjadi trigger meningkatnya pembiayaan kami. Khusus di bulan Agustus, kenaikan penyaluran pembiayaan mencapai 30%, sambungnya.
Padahal, bulan-bulan sebelumnya tidak ditemui kenaikan moderat melainkan penurunan pembiayaan yang mencapai 2%-5%.
//Mobil Tipe Panumpang Yang Diburu//
Adira Finance Jawa Timur mencatat, pertumbuhan pembiayaan pada Agustus dimotori oleh pembiayaan mobil baru bertipe penumpang atau passenger, yang melesat hingga 35%. Sementara itu, pembiayaan kendaraan bermotor baru, mengalami penurunan 15%.
Kondisi ini ditunjang oleh penjualan mobil tingkat nasional pada agustus yang memang mengalami pelonjakan hingga 61,9% dibandingkan dengan Juli. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan total penjualan mobil sepanjang Agustus tembus 90.077 unit. Sedangkan penjualan pada Juli tercatat 55.617 unit.
Mobil tipe passanger yang menjadi andalan kredit para konsumen. Karena promosi agen pemegang merek kenceng dan mobil yang diluncurkan akhir-akhir ini kan memang bertipe demikian [passanger], jelasnya.
Mobil tipe low multipurpose vehicle (LMPV) diprediksi menjadi penopang pembiayaan di kuartal akhir tahun ini, menggeser jenis mobil niaga mini seperti pick up yang sempat merajai pembiayaan kendaraan di Jawa Timur.
Krisdianto berharap, daya beli masyarakat Jawa Timur akan terus membaik setelah mengalami perguncangan di semester I/2015 sehingga pihaknya mampu meraup target sesuai proyeksi. Di samping itu, Krisdianto berujar akan menekan kredit pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) yang masih tercatat sebesar 3,8% menjadi 3,2%.
Selama ini kredit bermasalah terbanyak ada di sepeda motor. Nah dengan kenaikan kredit pada mobil diharapkan mampu menurunkan tingkat NPF [Non Performing Finance] karena nasabah di lini ini tidak mencatatkan risiko NPF yang besar, katanya.