Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bikin Bisnis Baru, Ini yang Harus Anda Siapkan

Model perusahaan startup atau perusahaan baru, khususnya yang berbasis teknologi informasi belakangan menjamur di Indonesia.
Dari awal, pendiri sudah bisa menentukan kapan startup akan dijual.
Dari awal, pendiri sudah bisa menentukan kapan startup akan dijual.

Bisnis.com, JAKARTA - Model perusahaan startup atau perusahaan baru, khususnya yang berbasis teknologi informasi belakangan menjamur di Indonesia. Kehadiran  startup bahkan mampu mengubah gaya hidup masyarakat, dari yang biasanya naik ojek pangkalan, menjadi ojek online. Atau, dari yang biasanya berbelanja ke toko baju, sekarang belanja online.

Meski berpeluang sangat besar untuk mendapatkan tempat di hati masyarakat, membangun startup tak semudah membalikkan telapak tangan. Mereka yang punya cita-cita membangun startup pun tak boleh gegabah dalam perencanaannya.

Menurut Wealth Asset Management Fioney Sofyan, mereka yang ingin membangun usaha termasuk startup, harus memiliki dana darurat terlebih dahulu. Jika masih sendiri, setidaknya harus memiliki dana darurat untuk 3 bulan pengeluaran.

Sementara jika sudah menikah atau belum menikah tapi memiliki tanggungan, harus sudah mengantongi dana darurat setidaknya untuk enam bulan pengeluaran. Dan, jika sudah menikah serta punya anak, dana darurat harus lebih besar lagi yaitu sembilan hingga duabelas bulan pengeluaran.

Dana darurat ini berkaitan erat dengan startup yang akan dibangun. “Kalau startup kan di awal pemasukannya belum stabil, jadi untuk keluarga atau pribadi bisa pakai dana darurat,” katanya kepada Bisnis.com. Intinya, dana darurat ini akan mengamankan keuangan keluarga selama bisnis belum menghasilkan.

Namun, selain dana darurat untuk pribadi atau keluarga tersebut, seharusnya siapkan pula dana darurat untuk bisnis. Perempuan yang akrab disapa Oney ini mengatakan jangan mencampur uang dapur dan uang bisnis.

Jadi dana darurat untuk bisnis harus ada setidaknya untuk enam bulan. Enam bulan pertama biasanya bisnis belum memperlihatkan hasil. Jika lebih dari 6 bulan keadaan tetap sama, bisa jadi ada yang salah, lakukan evaluasi.

Masalah modal, dia mengatakan dapat bersumber dari tabungan pribadi, atau pihak lain yang bersedia membantu dalam hal modal. Dia tak menyarankan meminjam modal dari bank karena biasanya membutuhkan jaminan, dan baru bisa diajukan jika bisnis sudah berjalan 2 tahun.

Apabila sudah mendapatkan modal, jangan langsung menggunakan semuanya di awal, tujuannya untuk mengantisipasi kalau ada hal-hal tak terduga. Selanjutnya, pada dasarnya mereka yang ingin membuat perusahaan baru harus mempunyai business plan yang jelas.

Perencana keuangan Zelts Consulting Ahmad Gozali mengatakan business plan itu meliputi setidaknya empat hal yaitu dari segi keuangan, operasional, marketing, dan SDM.

Dari segi modal, senada dengan Oney, dia menyarankan untuk menghindari permodalan yang sifatnya harus jangka pendek yaitu dari perbankan, karena bunga dan pokok utangnya harus dibayar segera.

Untuk memperoleh modal, pendiri startup bisa saja menawarkan saham langsung ke konsumen atau perusahan besar yang tertarik. Agar lebih mudah, bisa memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan dahulu secara viral produk atau jasanya. “Atau ikuti ajang kompetensi startup, bagus itu,” katanya. Selain itu, cara lainnya dengan rajin mengikuti pameran, di mana ada pertemuan antara pengusaha dan investor.

Dia berpendapat pada dua tahun pertama, startup biasanya belum menguntungkan. Karena itu, perlu komitmen yang kuat dari para founder. Mereka tak boleh menyerah sebelum mencapai titik dimana perusahaan sudah menguntungkan. “Jangan pula sampai ada perselisihan yang berakibat fatal di tengah jalan,” tambahnya.

MENJUAL STARTUP

Pada suatu ketika, pendiri startup bahkan dapat mencetak keuntungan besar dengan menjual perusahaannya. Jadi mengembangkan sebuah startup sebenarnya bisa untuk mencapai tujuan lain, bukan hanya berjualan ritel tetapi menjual perusahaannya untuk memperoleh keuntungan.

Yang dimaksud menjual perusahaan di sini adalah menjual lagi saham perusahaan sebagian. “Ini berbeda dengan jual saham ketika di awal berdiri,” katanya. Untuk mendapatkan untung dari langkah ini, menjual startup dapat dilakukan ketika perusahaan sudah menghasilkan.

Dari awal, pendiri sudah bisa menentukan kapan startup akan dijual. Hal itu boleh bergantung pada target finansial pribadi, seperti ingin memiliki uang dalam jumlah sekian, atau dari target lain misalnya jum lah pengguna. “Misalnya Go-Jek sudah sekian puluh ribu user, bisnisnya jadi sangat efisien sehingga sangat menarik untuk dijual,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper