Bisnis.com, JAKARTA--Financial advisor asal Amerika David Bach membuat istilah the latte factor untuk menggambarkan pengeluaran kecil yang sebenarnya jika dikumpulkan dapat bermanfaat untuk investasi. Bagaimana cara mengendalikan the latte factor ini?
Menurut perencana keuangan Ferdie Darmawan, agar dapat mengurangi the latte factor, catatlah pengeluaran dan buatlah budgeting. Manfaatkan software yang dapat membantu Anda yang saat ini beredar di pasaran atau gunakan cara manual.
Kemudian, jika sudah mengetahui apa the latte factor Anda, ubah dengan langkah nyata, misalnya nongkrong di kedai kopi biasanya dilakukan sebulan empat kali, kurangi jadi dua kali. Atau kebiasaan makan di luar seminggu lima kali, ganti dengan membawa bekal yang sehat dan hemat dari rumah.
Penulis buku best seller Investor Sibuk ini mengatakan pada dasarnya the latte factor dapat dikendalikan jika Anda benar-benar menyadari apa the latte factor Anda. Untuk itu, buatlah komitmen untuk disiplin mencatat pengeluaran Anda setiap hari. “Kemudian, carilah di mana letak kebocoran kecil pada pengeluaran Anda,” katanya kepada Bisnis.
Sayangnya, seseorang kerap kesulitan untuk mengubah kebiasaannya. Contohnya saja, kebiasaan belanja online secara berlebihan sulit hilang karena adanya rasa gengsi, kebiasaan ngopi sulit hilang karena sudah jadi bagian dari gaya hidup di perkotaan, dan kebiasaan makan di luar tetap dilakukan karena malas atau merasa repot jika harus membawa bekal.
Semua kembali kepada diri Anda masing-masing. Apakah akan terus-terusan mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting atau memiliki aset lebih banyak?