Bisnis.com, JAKARTA – Porsi Lini bisnis marine hull PT Asuransi Purna Artanugraha berkurang dari 70% pada tahun lalu menjadi sekitar 15% dari total premi sepanjang tahun ini, seiring dengan diversifikasi bisnis ke sektor lain sebagai salah satu strategi meraup laba.
Direktur Teknik Asuransi Purna Artanugraha (Aspan) Budi Herawan mengatakan efek domino perlambatan ekonomi memengaruhi bisnis kapal sehingga pihaknya melakukan diversifkasi bisnis sepanjang tahun ini untuk perbaikan manajemen risiko dan strategi meraup laba.
“Kalau kami tidak diversifikasi, bisa jadi akan terjadi hit klaim tahun depan. Tahun depan, porsi asuransi kapal akan naik lagi salah satunya karena kami diminta bantu untuk program kapal perintis,” katanya, seperti dikutip Bisnis, Senin (14/12/2015).
Dia mengatakan pihaknya akan memperbesar kembali porsi asuransi marine hull diatas 15% dengan adanya program pemerintah terkait dengan pembangunan kapal perintis dan asumsi perekonomian yang tumbuh lebih baik tahun depan.
Secara keseluruhan, Budi memperkirakan bisnis asuransi marine akan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun depan, namun di kisaran moderat saja. Dia mengatakan rencana pemerintah untuk menguatkan sektor maritim baru akan mempengaruhi bisnis paling cepat pada 2018.
“Dengan rencana tol laut dan pengembangan kawasan ekonomi timur bisa menjadi momen demand kapal melonjak lagi. Tapi, kami masih tunggu bentuknya dari pemerintah,” ujarnya.
Saat ini, porsi lini bisnis Aspan didominasi oleh asuransi properti sebesar 40%, asuransi kendaraan 30%, asuransi marine 15% dan asuransi jiwa kredit 15%.
Dia mengatakan diversifikasi di sektor properti dan kendaraan cukup aman karena adanya batasan rate bisnis. Adapun, dia mengatakan pasar bisnis kedua asuransi ini tidak hanya memanfaatkan jaringan Pelni saja, melainkan juga ritel.
Dengan diversifikasi, Budi mengatakan pihaknya mampu meraup premi bruto Rp360 miliar sampai November 2015 atau telah mencapai 85% dari target tahun ini Rp420 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, tahun lalu Aspan hanya mencatatkan premi bruto Rp297,7 miliar. Berarti, sampai November 2015, pihaknya mencatatkan pertumbuhan premi bruto 120,9% year to date.
“Kami diversifikasi masih tetap tumbuh. Mungkin bisa tumbuh lebih tinggi kalau kami tidak diversifikasi, tapi risiko yang muncul pada tahun depan itu sangat besar sehingga kami hindari,” katanya.
Adapun, Budi mengatakan pihaknya telah membayar klaim Rp57 miliar sampai November 2015 dari estimasi pembayaran klaim sepanjang tahun ini Rp60 miliar.
Dengan diversifikasi, dia mengatakan nilai klaim cenderung merata di semua lini bisnis pada tahun ini. Adapun, dia mengatakan tingkat solvabilitas atau risk based capital perusahaan asuransi berada di kisaran 170% pada bulan lalu.