Bisnis.com, JAKARTA – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance pada semester I/2025 mencatatkan total pembiayaan baru sebesar Rp16,2 triliun.
Sylvanus Gani, Chief of Financial Officer Adira Finance merinci dari total pembiayaan baru tersebut sebesar Rp9 triliun atau sekitar 56% adalah pembiayaan kendaraan baru
"Sementara pembiayaan baru untuk kendaraan bekas adalah sebesar Rp2,7 triliun atau sekitar 16% dari total pembiayaan baru," kata Gani kepada Bisnis, Jumat (25/7/2025).
Ketika tren industri multifinance menunjukkan pertumbuhan pembiayaan kendaraan bekas lebih besar dibanding kendaraan baru, Gani menegaskan pada dasarnya ADMF tidak menetapkan kebijakan khusus terkait proporsi pembiayaan antara kendaraan baru dan kendaraan bekas.
Hal tersebut sejalan dengan model bisnis Adira Finance yang menawarkan pembiayaan multiproduk dan multibrand. Gani mengatakan, ke depan perusahaan akan terus menggali peluang pembiayaan di segmen otomotif, baik kendaraan baru maupun bekas, serta secara paralel mengembangkan produk non-otomotif.
"Fokus kami saat ini adalah mendorong pertumbuhan yang sehat dengan tetap menjaga kualitas aset melalui penerapan strategi pembiayaan yang lebih prudent," ujarnya.
Baca Juga
Adapun berdasarkan data industri, total penyaluran kendaraan bermotor periode Mei 2025 meningkat 1,95% year on year (YoY) menjadi Rp408,37 triliun. Bila dibedah, penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor baru memiliki porsi sebesar 44,07% dari total pembiayaan dengan nilai outstanding piutang terkontraksi 0,24% YoY menjadi Rp234,18 triliun.
Sebaliknya, penyaluran kendaraan bermotor bekas per Mei 2025 memiliki porsi sebesar 22,12% dengan nilai outstanding piutang meningkat sebesar 10% YoY menjadi Rp117,55 triliun
Melihat tren di industri tersebut, Gani menilai penurunan daya beli merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi. Dalam kondisi ekonomi yang menantang, konsumen cenderung lebih selektif dalam mengambil keputusan finansial dan memilih kendaraan bekas yang dinilai lebih terjangkau.
Selain itu, faktor lain yang turut berperan antara lain adalah kenaikan harga kendaraan baru serta ketersediaan unit kendaraan bekas yang semakin beragam dan kompetitif.
Merespons tren tersebut, yang dilakukan ADMF adalah menjaga portofolio tetap sehat. ADMF juga melakukan sejumlah upaya mitigasi risiko, antara lain dengan melakukan riset terhadap nilai pasar kendaraan bekas, menilai riwayat kendaraan secara menyeluruh, serta menetapkan batas usia maksimum kendaraan yang dapat dibiayai.
"Di samping itu, kami juga terus memperkuat proses analisis kelayakan kredit dan menerapkan pendekatan pembiayaan yang tersegmentasi sesuai dengan risk appetite perusahaan. Perusahaan juga terus memastikan kegiatan collection dilakukan secara efektif untuk mengurangi potensi kredit macet," pungkasnya.