Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Akuisisi Portofolio AFF, Adira Finance Kucurkan Kredit Alat Berat Rp101 Miliar per Juni 2025

Adira Finance salurkan kredit alat berat Rp101 miliar hingga Juni 2025, didorong relaksasi APBN dan proyek strategis, meski hadapi tantangan ekonomi.
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang Adira Finance di Jakarta, Senin (4/3/2024). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang Adira Finance di Jakarta, Senin (4/3/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance hingga semester I/2025 telah menyalurkan pembiayaan alat berat sebesar Rp101 miliar. Besaran kredit yang dikucurkan ini belum termasuk hasil akuisisi anorganik portofolio Arthaasia Finance (AAF) yang fokus ke alat berat. 

Sylvanus Gani, Chief of Financial Officer Adira Finance mengatakan relaksasi belanja APBN diharapkan dapat menjadi katalis positif yang mendorong pembiayaan alat berat perusahaan.

"Selain relaksasi belanja negara, katalis positif diharapkan dapat mendorong pembiayaan alat berat di antaranya adalah percepatan proyek strategis nasional (PSN) serta hilirisasi industri dan pembangunan infrastruktur," kata Gani kepada Bisnis, Jumat (25/7/2025).

Meskipun ada katalis positif tersebut, Gani mengatakan perusahaan juga mencermati tantangan berupa perlambatan ekonomi, fluktuasi nilai tukar, hingga penurunan harga batubara. 

Sedangkan untuk mengantisipasi hal tersebut, Adira Finance melakukan diversifikasi portfolio pembiayaan, penguatan manajemen risiko aset, serta optimalisasi sumber pendanaan agar tetap kompetitif untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.

"Untuk memperkuat kinerja segmen ini, kami melakukan perluasan dari sisi line-up pembiayaan produk heavy equipment serta menambah manpower dari sisi marketing agar bisa lebih menjangkau nasabah secara nasional. Selain itu, perusahaan juga tetap berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan alat berat dengan memperhatikan risiko dan menjaga kualitas kreditnya," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan proyek pemerintah yang biasanya menyumbang permintaan tinggi atas pembiayaan alat berat adalah proyek-proyek di Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Seperti diketahui, Kementerian PU merupakan salah satu kementerian yang anggarannya dirampingkan sesuai amanat dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.

Berdasarkan catatan Bisnis, pagu anggaran Kementerian PU tahun anggaran 2025 sebenarnya telah ditetapkan sebesar Rp110,95 triliun. Melalui Inpres 1/2025, anggaran Kementerian PU dipangkas sebesar Rp81 triliun.

Dengan efisiensi ini, beberapa proyek-proyek Kementerian PU di 2025 yang akan terdampak antara lain seperti pembangunan jalan, pembangunan bendungan sampai irigasi. Padahal, sektor-sektor tersebut merupakan proyek pemerintah yang paling besar menyumbang permintaan pembiayaan alat berat multifinance.

"Kalau di proyek pemerintahan itu lebih banyak kan sektor konstruksi, bangun jalan, bangun pelabuhan, bangun bendungan, irigasi dan sebagainya," kata Suwandi.

Dalam perkembangannya, pada kuartal I/2025 lalu Kementerian Keuangan merelaksasi belanja negara. Usai pembukaan blokir anggaran oleh Kementerian Keuangan ini, anggaran Kementerian PU diputuskan hanya dipangkas sebesar Rp60,49 triliun.

Suwandi menilai relaksasi anggaran Kementerian PU ini pada awalnya akan berimbas pada perbaikan portofolio pembiayaan alat berat, sebelum kemudian berdampak pada pertumbuhan pembiayaan.

"Dulu kan ditahan 90%, sekarang terbuka. Kan mungkin yang nomor pertama [prioritas] adalah pasti di perbankan [untuk pelunasan]. Pasti di kami ada nasabah-nasabah yang telat bayar karena PU-nya enggak bayar. Nomor satu itu dulu, bukan tumbuhnya dulu. Paling enggak dibayar, kredit NPL-nya menurun," tegasnya.

Adapun penyaluran pembiayaan alat berat oleh industri multifinance per Mei 2025 meningkat sebesar 10,72% year on year (YoY) menjadi Rp47,61 triliun. Pertumbuhan ini meningkat dibanding pertumbuhan per Januari dan Maret 2025 yang masing-masing secara tahunan tumbuh 7,7% YoY dan 8% YoY. Sedangkan sepanjang tahun lalu, pertumbuhan pembiayaan alat berat per Desember 2024 tumbuh 5,39% YoY.

Suwandi berharap pertumbuhan di akhir 2025 bisa melampaui pertumbuhan sepanjang 2024, meskipun hal itu tidak lepas dari tantangan-tantangan eksternal seperti geopolitik.

"Tapi mungkin kalaupun melampaui tidak akan besar. Kalau tidak salah kan alat berat itu tumbuhnya sekitar 5-7%," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro