Bisnis.com,JAKARTA— PT Bank Yudha Bhakti Tbk. menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di bawah 2% tahun depan.
Direktur Utama PT Bank Yudha Bhakti Tbk. Arifin Indra Sulistyanto mengatakan perseroan bakal melakukan restrukturisai dan pengawasan terhadap kredit guna mencapai hal tersebut.
Perseroan pun bakal mengurangi penyaluran kredit di sektor yang mengalami perlambatan tahun ini, seperti sektor pertambangan.
“Akan menghindari yang mengalami penurunan tadi, kita lakukan restrukturisasi, monitoring supaya NPL di bawah 2%,” katanya saat ditemui Bisnis.com, belum lama ini.
Adapun hingga November 2015, penyaluran kredit perseroan senilai Rp2,52 triliun atau naik 26% secara tahunan dari Rp2 triliun. Sementara NPL netto berhasil ditekan di angka 2% setelah pada periode yang sama tahun lalu tercatat tinggi di angka 2,53%.
Hingga bulan kesepuluh tahun ini, penyaluran kredit emiten berkode BBYB tersebut ke sektor pertambangan tercatat terus mengalami penurunan. Bila dibandingkan dengan akhir tahun lalu, penurunan kredit di sektor ini sebesar 1,06% menjadi Rp30,78 miliar dari Rp31,11 miliar.
Sebelumnya, per Desember 2014, penyaluran kredit ke sektor pertambangan pun mengalami penurunan 3,29% dibandingkan dengan Desember 2013 sebesar Rp32,17 miliar.