Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bankir Yakin Kredit Tumbuhdan NPL Tidak Mengkhawatirkan

Tren yang dirasakan industri perbankan terutama terkait non performing loan (NPL) akan membaik seiring dengan perbaikan ekonomi terutama pada kuartal I/2016 dan kuartal II/2016.
Undisbursed loan bank. / Bisnis
Undisbursed loan bank. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Tren yang dirasakan industri perbankan terutama terkait non performing loan (NPL) akan membaik seiring dengan perbaikan ekonomi terutama pada kuartal I/2016 dan kuartal II/2016.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual mengatakan walaupun ada kenaikan nilai NPL pada tahun lalu, namun angka tersebut masih dianggap tidak membahayakan.

"Biasanya levelnya yang kita anggap membahayakan itu dilevel 5%. Ini memang merangkak naik tapi masih di bawah 3%," ujar David saat dihubungi Bisnis, Senin (8/2).

Menurut David, hal ini sejalan dengan melambatnya beberapa sektor terutama sektor komoditas serta sektor yang berkaitan dengan komoditas. Selain itu perbaikan ekonomi sudah dimulai dari sisi domestik, walaupun secara eksternal kondisi ekonomi masih bergejolak. Penurunan BI Rates dianggap sebagai salah satu penyeimbang kondisi eksternal yang masih bergejolak tersebut.

Keputusan pemerintah untuk mempercepat belanja negara dengan melakukan pembiayaan pembangunan melalui APBN juga diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan nasabah kepada perbankan.

Hal senada juga diungkapkan Retail Banking Director PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Bianto Surodjo. Walaupun masih belum mau menyebutkan nilai kredit bermasalah yang dialami Bank Permata tahun lalu, Bianto menilai kenaikan angka kredit bermasalah yang dialami oleh Bank Permata masih dalam tahap wajar.

"NPL sejalan dengan pemburukan kondisi ekonomi ada peningkatan, tapi kita melihat masih reasonable," ujar Bianto.

Menurut data yang dikeluarkan Bank Indonesia, kredit yang disalurkan perbankan meningkat dari 9,5% menjadi 10,1 (y-o-y) pada Desember 2015. Peningkatan penyaluran kredit tersebut terjadi pada kredit produktif berupa Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI) dengan nilai Rp1.914,3 triliun dan Rp1.025,0 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper