Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mayapada Internasional Tbk tengah menyiapkan diri naik BUKU III. Rencana penambahan modal dipastikan melalui skema right issue.
Direktur Kepatuhan PT Bank Mayapada Internasional Tbk Rudy Mulyono memperkirakan right issue tersebut melalui HMETD. Dirinya mengharapkan melalui mekanisme right issue bisa meraup sekitar Rp1 triliun.
Sementara itu untuk naik BUKU III, dia mempredikisi perseroan membutuhkan dana sekitar Rp1 triliun, dan kekurangan tersebut dapat ditutup melalui rights issue sebesar Rp 1 triliun.
Jumlah itu mencukupi untuk naik BUKU III, apalagi modal inti bank berkode saham MAYA ini hingga akhir Desember 2015 telah mencapai kisaran Rp 4 triiliun.
Bank Mayapada juga sedang melakukan revaluasi aset yang diperkirakan dapat meningkatkan permodalan sebesar Rp800 miliaran. Meskipun peningkatan nilai bersih yang diperoleh dari revaluasi aset tidak dapat diperhitungkan sebagai tambahan komponen modal Tier-1, namun akan berkontribusi cukup signifikan terhadap peningkatan modal bank secara keseluruhan.
"Rencananya sekitar kuartal empat tahun ini bisa bisa naik BUKU III. Right issue, menggunakan Laporan Keuangan Maret2016," jelasnya usai RUPSLB Bank Mayapada Jumat (26/2/2016).
Skema right issue diakui Rudy rutin dilakukan perseroan untuk melakukan penambahan modal.
Berdasarkan catatan bisnis, awal September tahun lalu Bank Mayapada telah menerbitkan 391,3 juta saham baru pada harga Rp1.665 per lembar dengan total perolehan dana Rp651,53 miliar.
Penerbitan 9,09% saham baru itu akan memiliki nominal Rp100 per lembar. Setiap pemegang 10 saham lama, akan mendapatkan satu hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dan digunakan untuk membeli 1 saham bernominal Rp100 per lembar.
Berdasarkan kinerja, perseroan sepanjang tahun lalu mencatatkan pertumbuhan kredit yang positif sekitar 30% dibandingkan pada laporan tahunan kinerja perseroan 2014 yang mencatatatkan penyaluran kredit Rp26 triliun.
Penyaluran kredit perseroan juga merata di keseluruhan sektor, terutama untuk kredit komersil dan UKM.
Selain itu komposisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) komposisi terbesar masih berasal dari deposito sebanyak 80% sedangkan tabungan 20%.
Tahun ini bank milik taipan Tahir ini ingin meningkatkan porsi dana murah menjadi 25%. Salah satu caranya melalui peluncuran SimPel yang akan direalisasikan tahun ini.
Pertumbuhan DPK ini juga hampir sama dengan pertumbuhan kredit yang berada di kisaran 30% (tidak diaudit) dibandingkan dengan data pada 2014 sebesar Rp32 triliun.
Bank Mayapada membukukan laba bersih dengan pertumbuhan sekitar 60% (tidak diaudit).
Sementara itu per posisi Desember2014, laporan tahunan kinerja perseroan mencatatatkan laba bersih sebanyak Rp434 miliar.
Laba tersebut masih didominasi oleh pendapatan bunga yang menyedot 80% dari keseluruhan pendapatan.
Untuk pendapatan berbasis biaya kontribusi terbesar masih diberikan oleh produk bancassurance.
Tahun ini pihaknya tetap akan menerapkan prinsip kehati-hatian supaya tetap bisa mengendalikan rasio NPL.
Laporan keuangan yang belum diaudit perseroan tahun lalu menunjukkan rasio NPL gross berkisar 0,57%.
""Kami selalu bersikap konservatif dalam menetapkan target bisnis dengan mengedepankan aspek kehati-hatian. Namun demikian selama ini realisasi pencapaian kami selalu melampaui target yang telah ditetapkan," ujarnya.