Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meyakini pembentukkan induk usaha atau holding BUMN akan meningkatkan kinerja korporasi di masa mendatang.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pembentukkan holding perusahaan pelat merah tak akan mengganggu kinerja perseroan, tetapi justru berpotensi meningkatkan sinergi melalui penguatan fokus sektoral sehingga menciptakan efisiensi.
"Tujuannya efisiensi, bagaimana fokus. Ya justru untuk meningkatkan kinerja [BUMN] mestinya," tuturnya di Kantor Wakil Presiden, Selasa(1/3/2016).
Melalui pembentukkan holding, sambungnya, perseroan dapat memperkuat modal, dan mengembangkan fokus pemasaran. Tak hanya itu, pembagian wilayah bisnis dinilai bisa lebih terkoordinasi sehingga perusahaan dengan sektor sejenis tidak akan saling bersaing satu sama lain.
Terkait skema pembentukkan holding BUMN, Kalla enggan menguraikannya secara rinci dan menyerahkan prosesnya kepada Menteri BUMN Rini Soemarno.
Dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Senin(29/2/2016) kemarin, Presiden Joko Widodo menginstruksikan pembentukkan holding BUMN tahun ini, terutama bagi sektor yang paling mudah dilakukan.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengisyaratkan adanya percepatan holding BUMN di sektor konstruksi dan pertambangan dari enam sektor yang sedang diprioritaskan.
Keenam sektor prioritas holding antara lain, BUMN energi, jalan tol, pertambangan, perbankan, jasa konstruksi, serta rekayasa dan perumahan.
Dalam salinan dokumen Kementerian BUMN yang didapat Bisnis sebelumnya, pemerintah tengah menyiapkan sekitar 15 holding BUMN dalam kurun 2015-2019 sebagai upaya menjadikan BUMN garda terdepan dalam pembangunan nasional.
Holding BUMN yang disiapkan, antara lain sektor pariwisata, logistik, pangan, perkebunan, pupuk, farmasi, pelabuhan, konstruksi dan infrastruktur, konektivitas, tambang, pertahanan strategis, reasuransi, industri berat, asuransi umum perbankan, dan jasa survei.