Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Asia Tenggara ini, mencatatkan nilai penyaluran kredit sebesar Rp387,6 triliun pada tahun lalu atau tumbuh sebesar 11,9% dari tahun sebelumnya.
Pada akhir tahun 2015, kredit korporasi meningkat 17,2% menjadi Rp141,3 triliun. Sementara kredit komersial dan UKM naik 9% menjadi Rp146,2 triliun.
Penyaluran kredit korporasi mencatat kenaikan yang signifikan pada lima industri besar di Indonesia yaitu telekomunikasi, pariwisata, kimia dan plastik, rokok dan tembakau, serta otomotif dan transportasi.
Telco sekitar Rp3,58 triliun, pariwisata Rp 2,3 triliun, kimia dan plastik Rp2,3 triliun, rokok dan tembakau Rp2,1 triliun, dan otomotif sebesar Rp1,6 triliun, ujar Dhalia Ariotedjo, Direktur Korporasi BCA.
Kenaikan kredit konsumer naik sebesar 8,9% menjadi Rp100,5 trilun pada 2015 didukung oleh adanya berbagai program inovatif dengan suku bunga yang menarik. KPR tumbuh 8,7% menjadi Rp59,4 triliun, sementara kredit kepemilikan kendaraan naik 9,6% menjadi Rp31,6 trliun di 2015.
Penerapan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit secara konsisten telah memungkinkan BCA untuk mempertahankan rasio kredit bermasalah (NPL) pada level yang rendah sebesar 0,7 persen dengan rasio cadangan kredit bermasalah sebesar 322,2 persen,
Non performing loan BCA di 2015 tercatat pada angka 0,7% dengan rasio cadangan kredit bermasalah sebesar 322,2%.