Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) masih memiliki porsi pendanaan dominan yang berasal dari dana murah atau CASA.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa kendati pada 2015 perekonomian Indonesia berada pada kondisi yang penuh tantangan, namun BCA bisa mempertahakan soliditas di perbankan nasional serta mampu memanfaatkan berbagai kesempatan bisnis.
"Kami menyadari bahwa kondisi perekonomian akan memberikan dampak terhadap kinerja sektor perbankan Indonesia termasuk BCA. Untuk itu, memasuki 2016 kami akan tetap mengedepankan kebijakan dan langkah yang berhat hati, dengan tetap waspada dan siap sedia dalam menghadapi situasi yang tidak terduga," ujar Jahja saat pemaparan kinerja BCA di Jakarta, Kamis (3/3/2016).
BCA memiliki porsi pendanaan yang solid dengan jumlah dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp473,7 triliun pada 2015 atau naik sebesar Rp258 triliun.
Pertumbuhan ini terutama berasal dari rekening dana murah yang memberikan porsi terbesar dari total dana pihak ketiga bank yaitu sebesar 76,1%. Tahun lalu, BCA mampu membukukan pertumbuhan dana murah sebesar 7,1% menjadi Rp360,3 triliun.
Giro tumbuh 7,7% menjadi Rp115,7 trilun dibandingkan pada 2014 Rp107,4 triliun. Tabungan meningkat 6,8% menjadi Rp 244,6 trilun pada tahun 2015 dari tahun sebelumnya sebesar Rp 229 triliun. Sedangkan, dana deposito tercatat sebesar Rp 113,4 trilun, meningkat sebesar 1,7%.
Pertumbuhan deposito lebih rendah dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sejalan dengan kebijakan penurunan suku bunga deposito BCA secara bertahap pada tahun 2015 yang mencapai angka 200 basis poin.