Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EDUKASI DUIT: Memulai Bisnis Itu Ibarat Besanan

Memulai bisnis itu bukan menanam duit. Bukan. Memulai bisnis itu seperti mempersiapkan besanan atau menikahkan anak.
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis

Krisis itu dalam tulisan Mandarin ada dua kata yaitu peluang Dan bahaya.Kok aneh? Dalam kondisi krisis ekonomi kok timbul peluang? Aneh bukan?

Begini. Dalam kondisi growing atau bertumbuh maka semuanya fokus. Tukang mebel pasti ekspor mebel. Tukang ikan koi pasti pameran koi.

Dalam kondisi krisis, semuanya berubah. Tidak ada lagi pameran koi. Dagang akik pun sepi. Otomatis mereka mencari peluang baru. Ada bisnis apa nih?

Nah, dulunya itu antara grup PNS dan pedagang tidak ketemu. Ada yang tujuh turunan menjadi PNS. Ada yang keturunan pemilik toko. Menikah, ya buka toko.

Sekarang yang pedagang juga mumet. Barang-barang yang laku adalah produk kosmetik Wardah, baju muslim, makanan pun yang nonpork. Ramen nonpork. Tapi pedagang muslim jumlah masih relatif sedikit.

Oleh karena itu, sebelum Anda melihat peluang, pertama Anda harus toleran dan pintu masuk ke dunia pedagang pun terbuka. Yang toleran asyik experimen. Wah, sirup korma jahe manis (duitnya).

Memulai bisnis itu bukan menanam duit. Bukan. Memulai bisnis itu ibarat besanan. Seperti ini gambarannya:

1. Apakah pasangannya sudah cocok.
Banyak orang berpikir bisnis itu cari pinjaman modal usaha. Itu seperti ada anak gadis dipinjam untuk dicoba. Mana ada besanan model begitu.

2. Apakah ada saling percaya.
Siapa yang bayar pesta, siapa yang bayar rumah, siapa yang bayar Mobil? Bila tidak ada kepercayaan, sebelum akad sudah sengketa.

3. Besanan bukan bagi hasil.
Kalau bagi hasil, maka besar kemungkinan yang hamil rugi tenaga 9 bulan.Partner bisnis itu bukan bagi hasil tapi saling berkorban. Itu seperti sehati dan sedompet.
Apakah ada orang lain yang mau rekeningnya bersama atas nama berdua? Misalnya kok bisa ada pabrik mau memberi Anda barang utang Rp1 miliar-Rp2 miliar selama 2 bulan. Kok enak? Suami istri saja sulit melakukan joint account, kebanyakan rekening sendiri-sendiri. Nah, apalagi partner bisnis.

4. Pasangan rumah tangga itu bukan berarti bagi hasil.
Sering satu pihak bekerja, hasil dibagi berdua. Misalnya, A join dengan B. Lalu B memberikan job training seminar kepada A senilai Rp60 juta. Sedangkan selama 3 hari training seminar dilakukan oleh A. Tetap hasil dibagi berdua. Itulah partner bisnis.

5. Anda seperti punya "anak gadis".
Tidak mungkin Anda datangi rumah teman cari besan. Demikian pula bisnis, harus ada orang lain datang meminang.
"Pak saya ajak teman-teman bisnis kok tidak ada yang mau?" Itu artinya anda belum punya "anak gadis". Tunggu "bayi" Anda gedean sedikit.

Penulis:
Goenardjoadi Goenawan
Konsultan dan motivator tentang paradigma baru tentang uang. Penulis 10 buku manajemen, termasuk "Rahasia Kaya, Jangan Cintai Uang", "Money Intelligent: Rahasia Kaya, Mulai Berbisnis" yang baru terbit. goenardjoadi @ gmail.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper