Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) dan perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan membentuk tim dalam rangka merealisasikan rencana penurunan suku bunga pinjaman yang sebelumnya berada di antara 10%-12 % menjadi single digit.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi Sukamdani menjelaskan suku bunga kredit di Indonesia saat ini merupakan yang tertinggi di sekitar kawasan regional sehingga sangat tidak kompetitif.
"Penurunan suku bunga harus dilakukan agar Indonesia tidak kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi," ujar Hariyadi dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (17/3/2016).
Hariyadi menambahkan saat ini kondisi likuiditas dalam kondisi yang cukup ketat, sehingga bank sentral dan pemerintah harus mengubah cara pandangnya dari kontraksi menjadi ekspansi.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sandiaga Uno juga mengharapkan penurunan suku bunga serta akses kredit kepada UKM yang tidak berbelit-belit.
"Meskipun pemerintah sudah menjanjikan Kredit Usaha Rakyat, namun hal tersebut belum memadai untuk membangun sektor UKM," ujar Sandiaga Uno.
Sementara itu, Ekonom LPS Doddy Ariefianto memandang masalah suku bunga kredit di Indonesia memang sesuatu yang sangat kompleks.
"Suku bunga kredit ini kompleks karena terkait dengan tingkat inflasi, tingkat efisiensi intermediasi perbankan dalam hal ini adalah Net Interest Margin, serta kondisi defisit neraca berjalan," ujar Doddy.
Diharapkan, awal 2017 semua tingkat suku bunga pinjaman bisa menjadi single digit, atau paling tidak sama dengan rata-rata bunga pinjaman yang diberikan bank di negara Asia lainnya.