Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RELAKSASI LTV: BNI Syariah Malang Tunggu Kebijakan Pusat

Bank di daerah menunggu kebijakan dari kantor pusat terkait dengan relaksasiloan to value (LTV) maupun finance to value (FTV) kredit pemilikan rumah (KPR).
Karyawan BNI Syariah melayani nasabah, belum lama ini. /Bisnis.com-Abdullah Azzam
Karyawan BNI Syariah melayani nasabah, belum lama ini. /Bisnis.com-Abdullah Azzam

Bisnis.com, MALANG—Bank di daerah menunggu kebijakan dari kantor pusat terkait dengan relaksasiloan to value (LTV) maupun finance to value (FTV) kredit pemilikan rumah (KPR).

Branch Manager BNI Syariah Malang Yuddi Tresna Fadias mengatakan sampai saat kebijakan dari kantor pusat terkait LTV produk Griya masih belum turun.

“Tentu saja harapan kami uang muka pembelian rumah bisa lebih rendah lagi agar dapat semakin mendorong pembiayaan Griya,” katanya di Malang, Selasa (21/6/2016).

Dia optimistis, dengan rendahnya FTV, tidak akan meningkatkan risiko pembiayaan Griya asal bank tetap prudent dan selektif.

Seperti di BNI Syariah Malang, biasanya untuk pembiayaan uang muka yang kecil hanya diberikan kepada end user yang membeli melalui pengembang kerja sama dengan di mana klausul buy back selama masa pembangunan dan perawatannya sehingga secara risiko bisa ditekan.

Selain itu, biasanya fasilitas tersebut untuk rumah pertama bagi pegawai dengan fix incomeseperti PNS, pegawai BUMN, serta perusahaan bonafid.

Namun, kata Yuddi, tanpa relaksasi FTV pun, sebenarnya ketentuan uang muka di BNI Syariah sudah relatif rendah.

Saat ini, ketentuan uang ternedah untuk luas bangunan lebih kecil atau sama dari 70 m² sebesar 10%, sedangkan luas bangunan lebih besar 70 m² sebesar 20% untuk rumah pertama, baik untuk rumah ready stock maupun indent.

Meski ada relaksasi FTV, kata dia, BNI Syariah belum berencana merevisi target pembiayaan Griya. Sampai akhir tahun, diharapkan ada pembiayaan ekspansi sebesar Rp57,5 miliar.

Sedangkan sampai 20 Juni 2016, realisasi pembiayaan Griya di BNI Syariah Malng sudah mencapai Rp35,25 miliar atau sekitar 81,75% dari target front loading pembiayaan Griya pada Juni yang dipatok Rp43,12 miliar.

Menurut dia, dengan iklim ekonomi yang semakin membaik, maka diharapkan target pembiayan Griya sebesar Rp57,5 miliar bisa tercapai pada triwulan III/2016.

“Sektor properti di Malang lebih baik kondisinya bila dibandingkan kondisi nasional,” ujarnya.

Secara nasional, kata Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Malang Indra Krisna, pembiayaan properti sampai April 2016 tumbuh 2,92%, sedangkan untuk di wilayah kerja OJK Malang lebih tinggi, 3,46%. Untuk Malang, Secara outstanding realisasi KPR mencapai Rp4,8 triliun, sedangkan khusus untuk angka ekspansinya mencapai Rp152 miliar.

Secara tahunan, pembiayaan properti sampai April 2016 juga tumbuh, yakni 8,2% untuk nasional dan di wilayah kerja OJK Malang mencapai 11,45%.

Pertumbuhan kredit properti itu, kata Indra, terutama setelah dikeluarkan relaksasi LTV menjadi 20% untuk kredit pemilikan rumah (KPR). Dengan penurunan uang muka pembelian rumah, maka tingkat kemampuan masyarakat untuk membeli rumah menjadi semakin meningkat.

Dengan melihat angka backlog perumahan yang masih tinggi, maka masih ada ruang bagi pengembang untuk menyediakan rumah.Terutama rumah untuk kelas berpendapatan menengah dengan tipe di bawah 70 m².

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper