Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Dorong Ekonomi Syariah Jadi Solusi Kemiskinan

Ekonomi Islam atau ekonomi berbasis syariah dapat digunakan sebagai salah satu upaya memecahkan persoalan kemiskinan di Indonesia.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro/Reuters
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Ekonomi Islam atau ekonomi berbasis syariah dapat digunakan sebagai salah satu upaya memecahkan persoalan kemiskinan di Indonesia. 

Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan upaya tersebut dapat dilakukan melalui pendanaan yang bersumber dari penerbitan sukuk. 

"Khusus mengenai keuangan syariah di tanah air, kita melihat sudah ada perkembangan yang cukup menggembirakan. Meskipun porsinya cukup kecil. Meskipun ini perlu kita pupuk dan kita bina. Sehingga kita bisa menjadi aktor penting," ujar Bambang dalam sambutan halalbihalal bersama Asosiasi Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (14/7/2016) malam. 

Bambang menambahkan saat ini pemerintah ingin mendorong lebih jauh lagi instrumen sukuk untuk menjadikan Indoensia jadi pimpinan penerbitan sukuk. "Mudah-mudahan dapat mengurangi kemiskinan dan pengangguran," tambah Bambang. 

Saat ini pemerintah juga telah menerbitkan UU Pengampunan Pajak. Dalam UU ini, diharapkan akan dapat mendorong penerbitan sukuk lebih banyak. Dengan demikian, maka program pembangunan dapat dilakukan sehingga dapat mengatasi kemiskinan dan pengangguran. 

"Tentunya akan sangat mungkin karena yang akan diterbitkan adalah instrumen sukuk. Lalu akan ada perbankan syariah yang akan terlibat juga dalam program ini (penyerapan dana repatriasi tax amnesty). Tapi untuk nama banknya belum bisa saya sebutkan," ujar Bambang. 

Bambang juga akan menggandeng pihak asing untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan pembangunan bank pembangunan infrastruktur syariah. Namun, pembangunan bank ini masih dalam proses. 

"Bank infrastruktur syariah kita sedang tunggu perkembangannya. Nanti akan dibangun di Indonesia dan Turki," ujar Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper