Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Bidik Peningkatan Edukasi di Level Perguruan Tinggi

Otoritas Jasa Keuangan terus memprioritaskan lembaga pendidikan dasar sebagai tonggak peningkatan literasi keuangan di Indonesia.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, TANGERANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memprioritaskan lembaga pendidikan dasar sebagai tonggak peningkatan literasi keuangan di Indonesia.

Berdasarkan data OJK, indeks inklusi keuangan Indonesia masih berkisar di level 35%-36% dan tercatat masih tertinggal dibandingkan negara tetangga yakni Malaysia, dan Singapura.

Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kusumaningtuti S Soetiono mengatakan, pogram peningkatan literasi keuangan mulai dari SD, SMP, SMA terus dipacu agar bisa masuk dalam kurikulum wajib.

"Saat ini, kami akan fokus melakukan pengenalan industri keuangan ke kalangan mahasiswa," ucapnya di Tangerang, Rabu (24/8/2016).

Untuk mewujudkan hal tersebut, OJK bersama industri keuangan meluncurkan buku seri literasi keuangan tingkat perguruan tinggi di Universitas Pelita Harapan, Tangerang.

Nantinya, buku yang terdiri dari delapan seri dan satu suplemen tersebut akan dibagikan ke 12 universitas yang mewakili mahasiswa di seluruh Indonesia.

Peluncuran buku seri literasi keuangan akan diikuti dengan pelatihan bagi sejumlah mahasiswa dan dosen. Pada saat yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menjelaskan literasi dan inklusi keuangan berkorelasi positif terhadap pendapatan per kapita suatu negara.

Dia mencontohkan peningkatan literasi keuangan di Afrika, misalnya, menjadi sebuah strategi untuk mengentaskan kemiskinan.

"Ini adalah program prioritas yang harus dilakukan pasca krisis karena tingkat literasi berkaitan dengan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi ekonomi makro Indonesia," tuturnya.

Tak lupa, Muliaman juga menjelaskan seri buku tersebut juga didesain sedemikian rupa untuk memperkenalkan penggunaan teknologi dalam transaksi di industri keuangan.

"Sekarang, perbankan tidak perlu repot mengembangkan bisnisnya dengan membangun kantor baru karena tidak efektif dari segi biaya. Tetapi, bisa memanfaatkan masyarakat sekitar untuk menjadi agen perbankan," tambahnya.

Dalam tiga tahun ke depan, dia menargetkan agen perbankan mampu mencapai 1 juta orang. Saat ini, jumlah agen perbankan di Indonesia sebanyak 100.000-150.000.

Muliaman juga berharap pengenalan industri keuangan bagi para mahasiswa tersebut dapat menjaring calon-calon investor domestik di industri jasa keuangan.

"Dalam catatan saya, kebanyakan investor di sektor ini berasal dari luar negeri karena mereka sudah memahami industri jasa keuangan itu sendiri. Sayangnya, investor asing lebih rapuh terhadap sentimen domestik dan global sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan industri," jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper