Bisnis.com, JAKARTA - Apa yang ada di kepala anda saat mendengar kata bunga? Dalam hal ini, bunga yang dimaksud tentu bukanbunga dalam bentu fisik tetapi bunga keuangan. Dalam kehidupan sehari-hari, rasanya kita sangat sulit menghindari persoalan bunga ini. Mulai dari saat menggunakan kartu kredit, mengajukan pinjaman, atau bahkan berinvestasi. Kita akan selalu bersinggungan dengan bunga keuangan.
Bunga bisa dipandang berbeda-beda dari berbagai perspektif. Bagi penghutang atau pengguna kartu kredit,bunga adalah momok menakutkan. Sebaliknya, bagi investor bunga adalah cuan yang justru menjadi incaran.
“Konsep bunga berbunga sebetulnya bisa menjadi kawan maupun lawan,” ujar Teddy Oetomo, Head of Intermediary PT Schroders Indonesia.
Bagi penghutang, apalagi yang tidak disiplin, persoalan bunga berbunga akan menjerat keuangan mereka. Namun, Investor yang lihai akan melihatnya sebagai peluang yang tidak boleh dilewatkan.
Teddy memberikan ilustrasi sederhana. Ketika seseorang meminjam Rp1 juta dengan bunga 1% per bulan, maka hutang tersebut menjadi Rp1,126 juta atau setara dengan bunga 12,6% setahun. Bahkan apabila pada contoh tersebut diasumsikan bunganya adalah 2% per bulan, dalam satu tahun, hutang individu tersebut akan manjadi Rp1.268 juta, atau bunga hampir 27% per tahun.
Jika disiplin membayar cicilan hutang, bunga yang dibayarkan sebenarnya tidak sampai 27%. Hutang Rp1 juta dengan bunga 2% bisa dicicil Rp94.560 per bulan selama 1 tahun. Ini bahkan sudah termasuk bunga yang dibebankan. Dengan demikian, dalam setahun uang yang harus dikembalikan sebesar Rp1,134 juta atau setara dengan bunga 13,4%.
Teddy menuturkan, meminjam dalam bentuk bunga berbunga bukanlah sesuatu yang tabu. Namun, ketidak disiplinan seseorang dalam membayar cicilanlah yang dapat membuat individu tersebut terjerat dalam hutang yang sangat besar akibat bunga berbunga. Seringkali individu yang terjerat hutang menyalahkan aspek bungaberbunga.
Bunga berbunga terlihat mengerikan apabila diilustrasikan dari mata seorang peminjam. Namun, di sisi lain, apabila diilustrasikan dari sisi investor yang berinvestasi, bunga berbunga dapat dengan cepat meningkatkan nilai investasi seseorang. Sama seperti contoh di atas, di mana besaran bunga efektif turun jauh saat cicilan bulanan dilakukan, keuntungan dari investasi akan berkembang dengan cepat dengan konsep bunga berbunga, terutama apabila di investasikan untuk jangka panjang tanpa melakukan penarikan.
Teddy menjelaskan apabila seseorang berinvestasi dengan keuntungan 5% per tahun, Rp1 juta yang di investasikan untuk kurun waktu 10 tahun akan bernilai Rp1,63 juta. Apabila keuntungan investasi tersebut adalah 10% per tahun, di akhir 10 tahun, nilai investasi akan mencapai Rp2,59 juta.
Namun, apabila diasumsikan bahwa individu tersebut menarik Rp30.000 dari investasinya setiap tahun, sekalipun dengan imbal hasil 10% per tahun, di akhir tahun ke 10, nilai investasi individu tersebut hanya mencapai Rp1,8 juta, atau 30% lebih rendah bila dibandingkan skenario di mana investor tersebut tidak menarik dana investasinya sama sekali.
Perspektif dan cara pandang seseorang akan mempengaruhi bagaimana konsep bunga berbunga tersebut dipahami.