Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tolak Korporasi 'Hitam', Lembaga Jasa Keuangan Harus Peduli Lingkungan

Lembaga Jasa Keuangan (LJK) diminta untuk tidak memberikan dukungan kepada korporasi yang merusak lingkungan dalam kegiatan bisnisnya. Korporasi semacam ini dikenal sebagai korporasi 'hitam'.
Helikopter BNPB jenis MI-8 melakukan pengeboman air di atas areal hutan dan lahan yang terbakar di Desa Medang Kampai, Dumai, Riau, Selasa (9/8)./Antara
Helikopter BNPB jenis MI-8 melakukan pengeboman air di atas areal hutan dan lahan yang terbakar di Desa Medang Kampai, Dumai, Riau, Selasa (9/8)./Antara

Bisnis.com,JAKARTA - Lembaga Jasa Keuangan (LJK) diminta  tidak memberi dukungan kepada korporasi yang merusak lingkungan dalam kegiatan bisnisnya. Korporasi semacam ini dikenal sebagai korporasi 'hitam'.

Emil Salim, ahli ekonomi dan pendiri Yayasan Keanekaragaman Hayati berpendapat, pembangunan ekonomi yang baik adalah yang tidak merusak alam. Pembangunan tak lepas dari pembiayaan, maka LJK harus berperan aktif  menyelamatkan lingkungan.

"Jangan ukur pembiayaan dari sisi ekonomi saja. Lembaga keuangan juga harus mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan," katanya di Jakarta, Selasa (15/11/2016).

Dia mencontohkan, kasus kebakaran hutan di Riau beberapa waktu lalu adalah contoh kegiatan ekonomi yang hanya mementingkan profit tanpa peduli lingkungan.
 
Dia berharap bank sebagai lembaga intermediasi yang berperan besar dalam pembiayaan proyek-proyek pembangunan bisa lebih selektif. Dia juga meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa menjadi pemimpin di tingkat regional dalam menggalang kampanye ini. 

OJK sendiri akan mengeluarkan aturan mengenai pembiayaan berkelanjutan. Regulasi ini mengatur tentang pembatasan pemberian kredit bank kepada korporasi yang merusak lingkungan.
 
Nantinya, bank tidak boleh lagi memberi pinjaman ke perusahaan yang tidak punya komitmen menjaga lingkungan dalam proyeknya. Bagi yang melanggar akan diberi sanksi. Sebaliknya, bagi yang ikut aturan akan ada insentif.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper