Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTUMBUHAN KREDIT: Proyeksi Bankir Sama Seperti BI, 10% Hingga 12%

Bankir mengutarakan pendapat senada dengan bank sentral bahwa kredit pada tahun depan bisa tumbuh antara 10% sampai dengan 12%.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Bankir mengutarakan pendapat senada dengan bank sentral bahwa kredit pada tahun depan bisa tumbuh antara 10% sampai dengan 12%.

Hal itu dikemukakan Gundy Cahyadi, Economist Vice President Economic & Currency Research DBS Indonesia, kepada Bisnis, di Jakarta, Jumat (18/11/2016).

“Kredit bisa sampai 12% dengan kondisi makro, yakni ekonomi tumbuh 5,3%, nilai tukar dolar Rp13.500, dan suku bunga dunia tidak melonjak naik,” ucapnya.

Sejauh ini, bank sentral tetap berpengang kepada target pertumbuhan kredit tahun depan sebesar 10% - 12%. Adapun untuk tahun ini diperkirakan bertengger di kisaran 7% - 9%.

Bank Indonesia menyatakan pemulihan perlambatan kredit baru akan sangat terasa mulai penghujung kuartal II/2017.

“Pertumbuhan kredit yang tertekan pada 2016 akan pulih pada 2017 tetapi baru mulai terlihat pada akhir kuartal kedua,” tutur Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.

Memasuki Oktober 2016, imbuh Agus, BI mensinyalir kredit mulai pulih dengan pertumbuhan 7,4% (yoy). Angka ini menunjukkan perbaikan, pasalnya sampai akhir kuartal ketiga baru tumbuh 6,5% (yoy). Padahal, per kuartal kedua mencapai 7,9% (yoy).

Kinerja penyaluran kredit disertai rasio kredit bermasalah (NPL) di kisaran 3,1% gross dan 1,4% nett per akhir kuartal ketiga. Sejalan dengan permintaan loan yang diyakini pulih tahun depan, NPL diproyeksikan turun sebelum mencapai peak di level 3,2% lantaran ekonomi membaik.

BI juga meyakini pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bakal recover. Per akhir bulan lalu tumbuh 6,5%, sampai penghujung tahun ini diproyeksikan menyentuh 6% - 8%. Sementara target tahun depan antara 9% - 11%.

“Salah satu penyebab pertumbuhan kredit masih lambat karena bank masih harus menambah pencadangan untuk NPL yang masih besar,” ucap Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo.

Secara umum sistem keuangan dinyatakan bank sentral tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga. Pada akhir triwulan ketiga, rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 22,3% dan rasio likuiditas berada di level 20,2%.

Transmisi pelonggaran kebijakan moneter melalui jalur suku bunga sampai dengan September terus berlangsung. Hal ini tercermin dari berlanjutnya penurunan suku bunga deposito sebesar 108 bps (year to date) dan suku bunga kredit 60 bps (year to date).

BI meyakini transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial akan terus berlanjut. Ini juga akan mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan ekonomi lain guna menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper