Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menyuntikkan dana segar untuk anak usahanya yang bergerak di perbankan syariah PT Bank Syariah Mandiri senilai Rp500 miliar. Suntikan dana ini bertujuan untuk memperkuat permodalan perusahaan anak dan telah diterima BSM pada minggu lalu.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan suntikan dana tersebut dilakukan untuk menjaga agar permodalan BSM tetap berada pada posisi yang aman untuk mendukung ekspansi perusahaan. Pada tahun ini dan tahun depan, BSM diharapkan bisa membukukan pertumbuhan pembiayaan sebesar 9% hingga 10%.
“Langkah ini untuk memperkuat bisnis kami di perbankan syariah. Selain itu, penambahan modal juga dapat meningkatkan valuasi BSM sehingga tetap memimpin pasar perbankan syariah,” kata Tiko, sapaan akrabnya, di Jakarta, Rabu (23/11).
Suntikan modal ini merupakan salah satu rencana stategis Bank Mandiri yang telah ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2016. Tiko menyatakan suntikan modal ke anak usahanya ini tidak berpengaruh terhadap kecukupan modal perseroan.
“Kecukupan modal Bank Mandiri terjaga baik di kisaran 20%,” jelasnya.
Sementara itu Direktur Utama BSM Agus Sudiarto mengungkapkan penambahan modal ini akan memperkuat kinerja perseroan dalam mencapai target bisnis yang telah ditetapkan. Selain itu, penambahan modal disebutnya juga sebagai pemenuhan arahan regulator.
“Ini juga bagus untuk industri bank syariah karena modal inti kami juga lebih dari Rp6 triliun. Memang masih BUKU III, namun sudah naik dibandingkan tahun lalu,” katanya.
Pasca penambahan modal, rasio kecukupan modal BSM akan berada pada kisaran 14,5% dengan modal disetor Rp2,49 triliun dan modal inti Rp6,09 triliun. Adapun, jumlah saham Bank Mandiri di BSM sebanyak 397,81 juta lembar saham.
Terkait dengan kinerja, Agus menyatakan dari sisi volume, kualitas dan profitabilitas perseroan saat ini semakin baik. Lebih lanjut, dia mengatakan BSM pada tahun ini dan tahun depan mematok pertumbuhan konservatif mempertimbangkan makroekonomi dan menjaga kualitas.
Hingga September 2016, BSM telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp53,2 triliun atau tumbuh 5,2% dari periode yang sama tahun lalu dengan total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp66,0 triliun, meningkat 10% secara tahunan. Sedangkan laba bersih kuartal III/2016 tercatat senilai Rp246 miliar atau naik 65,5% secara tahunan.
Selain suntikan dari induk, BSM juga berencana menerbitkan sukuk mudharabah pada tahun ini senilai Rp1 triliun pada akhir tahun ini atau sekitar minggu ketiga Desember 2016. Agus mengatakan saat ini pihaknya tengah menunggu persertujuan dari Otoritas Jasa Keuangan terkait rencana tersebut.
“Kalau penerbitan sukuk ini sukses, kinerja kami bisa lebih baik tahun depan,” katanya.
Untuk tahun depan, BSM masih akan fokus pada 5 pilar utama bisnisnya, yakni bisnis gadai dan cicil emas, pembiayaan mikro, pembiayaan griya, pembiayaan pensiunan, serta tabungan haji dan umroh.