Bisnis.com,JAKARTA—Sejumlah perusahaan pembiayaan optimistis penyaluran kredit perlengkapan rumah tangga dan elektronik pada 2017 bisa mengalami pertumbuhan signifikan yang dipicu pulihnya daya beli masyarakat.
PT Adira Dinamika Multifinance (AdiraFinance) optimistis kontribusi pembiayaan perlengkapan rumah tangga dan elektronik (durable) bisa mengalami peningkatan. Direktur Utama Adira Finance Willy S. Dharma mengatakan saat ini kontribusi segmen tersebut masih sangat rendah yaitu hanya 2%.
“Tahun depan kami targetkan kontribusi pembiayaan durable bisa naik double jadi 4%. Untuk mencapai target, kami akan sasar nasabah lama dulu, kemudian ditawarkan ke nasabah yang baru,” kata Willy kepada Bisnis, Rabu (30/11/2016). Lebih lanjut, dia mengungkapkan dari total pembiayaan yang disalurkan Rp22,1 triliun per September 2016, kontribusi pembiayaan durable mencapai Rp500 miliar.
Menurutnya, pembiayaan untuk sepeda motor dan mobil masih menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi masing-masing sebesar 57% dan 41%. Willy memperkirakan realisasi pembiayaan perlengkapan rumah tangga dan elektronik hingga akhir tahun ini capainnya akan lebih rendah dari target yang ditetapkan semula bisa mencapai Rp1 triliun. Dia menuturkan, realisasi pembiayaan hingga akhir 2016 diprediksi hanya akan mencapai kisaran Rp750—800 miliar.
“Kemungkinan targetnya tidak tercapai, karena dipengaruhi faktor daya beli masyarakat yang cenderung menurun. Pada tahun depan, kami harapkan daya beli masyarakat bisa kembali pulih,” ujarnya. Menurutnya, meskipun target pembiayaan durable hingga akhir 2016 akan sulit dicapai, tetapi dia mengungkapkan bahwa realisasi pembiayaan segmen tersebut mengalami pertumbuhan cukup signifkan dibandingkan realisasi pembiayaan tahun lalu.
Sepanjang 2015, Adira Finance telah menyalurkan pembiayaan untuk perlengkapan rumah tangga dan elektronik sebesar Rp270 miliar. Dengan perubahan target pembiayaan sebesar Rp800 miliar pada akhir 2016, maka proyeksi pertumbuhan mencapai 196% secara year on year (yoy).
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan pertumbuhan rata-rata industri pembiayaan di tahun depan diproyeksikan hanya akan berkisar 5%. Menurutnya, target pertumbuhan sekitar 5% itu merujuk pada proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang memperkirakan pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor di tahun depan hanya akan berada pada kisaran 4—5%.
“Pertumbuhan itu bisa tercapai dengan adanya sentimen positif dari progam tax amnesty, dan beberapa relaksasi seperti penerapan DP (down payment) lebih ringan juga akan membantu,” jelas Suwandi.