Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Panin Andalkan Segmen Komersial

Kendati secara industri rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di segmen komersial atau menengah hampir mencapai batas maksimum yang ditetapkan, PT Bank Pan Indonesia Tbk. masih menjadikan segmen ini sebagai fokus utama dalam pemberian kredit.
Karyawan PT Bank Panin Tbk tengah menawarkan produk kepada nasabah./Bisnis.com
Karyawan PT Bank Panin Tbk tengah menawarkan produk kepada nasabah./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Kendati secara industri rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di segmen komersial atau menengah hampir mencapai batas maksimum yang ditetapkan, PT Bank Pan Indonesia Tbk. masih menjadikan segmen ini sebagai fokus utama dalam pemberian kredit.

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan per September 2016 nilai kredit bermasalah di segmen ini yaitu Rp18,20 triliun, sedangkan kredit yang disalurkan senilai Rp367,08 triliun. Dengan demikian, rasio NPL segmen menengah mencapai 4,95%.

Walaupun demikian, Direktur Bank Panin Hendrawan Danusaputra mengatakan perseroan masih mengandalkan segmen komersial dan ritel dalam menyalurkan kredit. Tahun depan, emiten dengan kode sahaman PNBN juga masih akan fokus di segmen ini.

“NPL secara industri memang tinggi, NPL kami juga naik namun masih terkontrol. Di segmen komersial kami banyak di sektor consumer goods yang masih baik kualitasnya,” ujarnya dalam public expose kinerja Bank Panin di Jakarta, Selasa (13/12/2016).

Hendrawan juga mengakui beberapa sektor di segmen komersial mengalami perburukan kualitas, terutama sektor yang berhubungan dengan pertambangan, seperti sektor transportasi. Adapun, per kuartal III/2016 porsi kredit ke segmen komersial perseroan sebanyak 43% dibandingkan total kredit atau menjadi porsi paling besar dibandingkan segmen ritel dan korporasi.

Porsi penyaluran kredit segmen ritel dan segmen korporasi tercatat masing-masing sebesar 22% dan 35% dibandingkan total kredit yang disalurkan senilai Rp131,14 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper