Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Filipina memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunga acuannya di level terendah, di saat emerging nations berupaya menghadapi laju kenaikan yang lebih tajam di AS.
Dalam pernyataannya, seperti dilansir Bloomberg (Kamis, 22/12/2016), Bangko Sentral ng Pilipinas mempertahankan suku bunga overnight reverse repurchase rate (RR rate) di posisi 3%.
Keputusan itu sesuai dengan prediksi seluruh 18 Ekonom dalam survei Bloomberg.
Filipina telah menjadi salah satu dari sedikit negara di Asia yang bertahan dalam hal pelonggaran kebijakannya tahun ini, sebagai amunisi saat prospek kenaikan suku bunga yang lebih banyak di AS telah melemahkan mata uang regional.
Para ekonom memprediksi Bangko Sentral akan turut menjadi yang pertama dalam mengekor kebijakan pengetatan Federal Reserve pada tahun depan di saat pertumbuhan yang lebih cepat memicu inflasi.
“Saat ini, perekonomian tidak membutuhkan dorongan dan gambaran inflasi terlihat tetap bersahabat. Tidak ada alasan yang mengharuskan untuk sejalan dengan The Fed saat ini,” ujar Joey Cuyegkeng, ekonom senior ING Groep NV, sebelum keputusan tersebut dirilis.