Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk. Glen Glenardy memastikan pihaknya akan tetap merilis obligasi subordinasi berkelanjutan II tahap II untuk memperkuat pendanaan jangka panjang dan ekspansi kredit.
"Nilainya sebesar Rp1 triliun - Rp1,6 triliun, yang akan digunakan untuk modal kerja," katanya lewat pesan singkat kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Penerbitan obligasi subordinasi ini merupakan kelanjutan dari penerbitan tahap pertama pada Juni 2015 sebesar Rp400 miliar. Tanpa memerinci lebih lanjut, Glen menyatakan rilis surat utang tersebut sempat tertunda karena alasan administrasi.
Berdasarkan informasi dari PT Kustodian Sentra Efek Indonesia, pada 10 Februari lalu, disampaikan jadwal pencatatan emisi yang semula dilakukan pada 1 Februari diubah menjadi 1 Maret.
Masa penawaran surat utang dimulai pada 20-23 Februari dan mulai didistribusikan secara elektronik pada 28 Februari 2017. Adapun, jatuh tempo obligasi yakni pada 28 Februari 2024 dengan pembayaran bunga pertama dimulai pada 28 Mei 2017.
Sebelumnya, perseroan menyatakan penerbitan obligasi diharapkan dapat menorong rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) menjadi sekitar 16% hingga 17% dari posisi sebesar 15,04% pada kuartal III/2016.