Bisnis.com, JAKARTA—PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanaartha Life) akan meningkatkan jumlah tenaga pemasaran atau agen untuk menggenjot pemasaran produk asuransi dan mengejar target pertumbuhan premi sebesar 15% hingga akhir 2017.
President Director Wanaartha Life Yanes Y. Matulatuwa mengatakan hingga Mei 2017, jumlah agen asuransi dibawah naungan Wanaartha Life telah mencapai 3.650 agen. Dia menuturkan, hingga akhir 2017, perusahaan menargetkan jumlah agen bisa meningkat menjadi 5.000 agen.
“Saat ini saluran agency [keagenan] masih menjadi kontributor utama terhadap pendapatan premi. Oleh sebab kami akan pacu jumlah agen untuk meningkatkan pemasaran,” kata Yanes belum lama ini.
Menurutnya, saluran keagenan berkontribusi sebesar 90% dari total pendapatan premi perseroan, sedangkan 10% sisanya berasal dari saluran employee benefit, bancassurance, dan saluran distribusi alternatif lainnya.
Hingga kuartal I/2017, dia menyebutkan perusahaan telah membukukan pendapatan premi Rp1,98 triliun atau meningkat jika dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hingga akhir 2017, Wanaartha Life menargetkan bisa mengumpulkan premi Rp6 triliun, atau tumbuh 15% jika dibandingkan capaian tahun lalu.
“Untuk mencapai target pertumbuhan, kami juga berencana mengembangkan pemasaran melalui saluran bancassurance dengan menambah mitra baru dari perbankan,” ujarnya.
Pada tahun ini, dia menyatakan perusahaan menargetkan bisa menggandeng 3 mitra bank untuk memasarkan produk asuransi jiwa melalui saluran bancassurance. Menurutnya, kerjasama dengan perbankan akan difokuskan kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Disisi lain Yanes menyatakan pada tahun ini pihaknya tidak akan fokus kepada peluncuran produk baru untuk menggenjot pertumbuhan premi. Menurutnya, perusahaan akan lebih fokus untuk melakukan inovasi dengan memodifikasi produk yang sudah ada menjadi sebuah produk yang memiliki manfaat lebih lengkap dan sesuai kebutuhan para nasabah.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menyatakan tenaga pemasar memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan asuransi jiwa.
Pada 2016, AAJI mencatat jumlah tenaga pemasar berlisensi asuransi jiwa tumbuh 6% yaitu dari 512.657 orang pada 2015 menjadi 543.192 orang pada akhir 2016. Dari jumlah tersebut, sekitar 90,8% tenaga pemasar berasal dari saluran keagenan.
Smeentara itu, data OJK terkait ikhtisar keuangan industri asuransi jiwa menunjukkan total pendapatan premi per April 20017 mencapai Rp47,82 triliun atau naik 23% secara yoy. Selain itu, aset industri juga tercatat tumbuh sebesar 20,1% secara yoy menjadi Rp423,69 triliun.
Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani menyatakan pertumbuhan aset industri asuransi jiwa selama lima tahun terakhir mencatatkan peningkatan yang signifikan. Untuk mendorong pertumbuhan aset lebih tinggi lagi, dia menyatakan regulator mendorong perusahaan asuransi untuk melakukan inovasi produk dan meningkatkan penetrasi