Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. memperkirakan pertumbuhan kredit perseroan sampai akhir semester I/2017 bisa berada pada kisaran 15% sampai 17%.
Direktur Keuangan Bank Negara Indonesia (BNI) Rico Rizal Budidarmo mengatakan, secara persentase, pertumbuhan kredit pada semester pertama ini mungkin masih berada pada kisaran 15% sampai 18%.
"Untuk komposisi pertumbuhan masih mayoritas disokong oleh segmen korporasi, tetapi secara perlahan kami juga sudah mulai memberikan perhatian kepada segmen debitur yang lebih kecil," ujarnya kepada Bisnis pada akhir pekan lalu.
Sampai kuartal I/2017, pertumbuhan kredit bank berkode emiten BBNI itu masih disokong oleh segmen korporasi, terutama badan usaha milik negara (BUMN). Segmen debitur BUMN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 37,8% menjadi Rp79,48 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Lalu, segmen usaha menengah mencatatkan pertumbuhan terbesar kedua setelah tumbuh sebesar 21% menjadi Rp63,42 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Segmen usaha kecil berada pada posisi ketiga setelah mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,2% menjadi Rp50,88 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Terakhir, segmen korporasi swasta perseroan mencatatkan pertumbuhan terkecil sebesar 16,3% menjadi Rp93,83 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Secara keseluruhan, pada kuartal pertama kemarin, pertumbuhan kredit perseroan melesat 21,4% menjadi Rp396,52 triliun.
Sebelumnya, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, persentase pertumbuhan kredit perseroan pada kuartal II/2017 memang akan terlihat sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal pertama.
"Soalnya, kami kan sudah ngebut dari awal, tetapi pertumbuhan kredit masih on the track sesuai target," ujarnya.
Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. memperkirakan pertumbuhan kredit perseroan sampai akhir semester I/2017 bisa berada pada kisaran 15% sampai 17%.
Direktur Keuangan Bank Negara Indonesia (BNI) Rico Rizal Budidarmo mengatakan, secara persentase, pertumbuhan kredit pada semester pertama ini mungkin masih berada pada kisaran 15% sampai 18%.
"Untuk komposisi pertumbuhan masih mayoritas disokong oleh segmen korporasi, tetapi secara perlahan kami juga sudah mulai memberikan perhatian kepada segmen debitur yang lebih kecil," ujarnya kepada Bisnis pada akhir pekan lalu.
Sampai kuartal I/2017, pertumbuhan kredit bank berkode emiten BBNI itu masih disokong oleh segmen korporasi, terutama badan usaha milik negara (BUMN). Segmen debitur BUMN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 37,8% menjadi Rp79,48 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Lalu, segmen usaha menengah mencatatkan pertumbuhan terbesar kedua setelah tumbuh sebesar 21% menjadi Rp63,42 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Segmen usaha kecil berada pada posisi ketiga setelah mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,2% menjadi Rp50,88 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Terakhir, segmen korporasi swasta perseroan mencatatkan pertumbuhan terkecil sebesar 16,3% menjadi Rp93,83 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Secara keseluruhan, pada kuartal pertama kemarin, pertumbuhan kredit perseroan melesat 21,4% menjadi Rp396,52 triliun.
Sebelumnya, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, persentase pertumbuhan kredit perseroan pada kuartal II/2017 memang akan terlihat sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal pertama.
"Soalnya, kami kan sudah ngebut dari awal, tetapi pertumbuhan kredit masih on the track sesuai target," ujarnya.