Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mengaku cukup sulit untuk menurunkan harga pembelian kartu perdana e-Money, merek uang elektronik pra bayar perseroan. Walaupun, nantinya Bank Indonesia (BI) akan mengizinkan pengenaan tarif isi ulang uang elektronik kepada konsumen.
Senior Vice President Digital Banking Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji mengatakan, untuk dorongan Bank Indonesia (BI) agar harga jual kartu perdana uang elektronik bisa disesuaikan agar lebih terjangkau tampaknya cukup sulit. Pasalnya, bagi perseroan, dalam menjual kartu perdana uang elektronik pun tidak mendapatkan keuntungan.
“Harga kartu perdana agak sulit diturunkan karena harga pokok pembelian kartu dari vendor saja sudah senilai Rp23.000 per keping. Istilahnya, sekarang saja kami jual kartu perdana sudah rugi sehingga agak sulit untuk diturunkan,” ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (22/6).
Dari pantauan Bisnis di beberapa toko online, harga kartu perdana e-Money, merek uang elektronik pra bayar Bank Mandiri, cukup beragam. Dengan desain gambar kartu yang tersedia, ditawarkan senilai Rp50.000 per kartu dengan isi saldo Rp20.000.
Selain itu, ada desain edisi khusus yang seharga Rp60.000 per kartu tanpa ada penjelasan isi saldo. Ada juga, edisi kerja sama dengan Indomaret yang seharga Rp160.000 per kartu dengan isi saldo Rp100.000.