Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menjadi satu-satunya bank nasional yang masuk dalam jajaran lima besar kontributor tertinggi kredit sindikasi semester I/2017.
Menurut data Bloomberg, porsi kontribusi BNI yakni 7,72% dan jumlah penyaluran kredit sindikasi senilai US$887,72 juta dalam 5 deals.
Jumlah tersebut menurun 83% bila dibandingkan posisi semester I/2016 lalu, di mana BNI menempati posisi pertama dengan porsi 16,43% dan nilai total kredit sindikasi US$1,625 miliar.
Vice President Unit Bisnis Sindikasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Betty N. Alwi membenarkan nilai sindikasi pada semester awal tahun lalu lebih tinggi dibandingkan awal tahun ini.
"Pemicu penurunan volume tidak ada yang spesifik, ini terkait timing dari proyek itu sendiri saja," katanya kepada Bisnis, Senin (10/7/2017).
Dia menjelaskan, pada tahun lalu memang ada total 11 proyek, namun banyak proyek yang carryover dari tahun sebelumnya sehingga penandatangannya selesai pada semester 1.
Sedangkan pada kuartal I/2017, ada 5 proyek didominasi oleh proyek infrastruktur pemerintah dan ditambah beberapa proyek yang sedang dikerjakan pada kuartal II.
"Tentunya kredit sindikasi tetap harus selaras dengan appetite dari korporasi BNI mengingat kami mendukung pembiayaan dari debitur-debitur BNI secara umum yang punya proyek dengan kebutuhan dana tinggi yang dari sisi funding dan resiko akan lebih prudent kalau dishare dengan financial institution atau bank lainnya," ujarnya.
Lebih lanjut, pada semester II ini, Betty mengatakan masih ada sejumlah proyek sindikasi yang akan dibiayai BNI. "Mayoritas masih bidang infrastruktur juga seperti jalan tol, tetapi beum bisa saya sebut namanya karena masih proses internal."