Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menghimpun pendanaan untuk kredit infrastruktur lewat obligasi sebagai salah satu yang sesuai dan lebih prudence.
Direktur Treasuri dan Internasional Bank Negara Indonesia Panji Irawan mengatakan, dengan menjodohkan penerbitan obligasi oleh bank dengan kredit infrastruktur akan sangat mendukung pendanaan perbankan yang lebih prudence.
“Kan penempatan berjangka panjang dibiayai pendanaan yang juga berjangka panjang sehingga menjadi lebih sesuai,” ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (19/7).
Panji pun menuturkan, antara penerbitan obligasi oleh bank dengan kredit infrastruktur bisa lebih mendekati sempurna untuk mendukung pembiayaan jangka panjang kalau diakui juga sebagai komponen equivalen non konvensional dalam dana pihak ketiga (DPK)
“Dengan begitu, nantinya hitungan loan to deposit ratio (LDR) bank yang menyalurkan kredit ke infrastruktur dengan pendanaan lewat obligasi tetap terjaga sesuai dengan aturan regulator,” tuturnya.
Pada bulan ini, bank berkode emiten BBNI itu baru saja menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap I senilai Rp3 triliun dengan kupon 8% dan tenor lima tahun.
Baca Juga
Secara keseluruhan, perseroan menargetkan penghimpunan dana dari obligasi berkelanjutan itu senilai Rp10 triliun sehingga perseroan memiliki ruang penerbitan obligasi senilai Rp7 triliun lagi.