Bisnis.com, JAKARTA—Guna mendongkrak pangsa pasar, industri perbankan syariah dinilai butuh insentif lebih dari pemerintah.
Kepala Perbankan Syariah Maybank Indonesia Herwin Bustaman mengatakan, pangsa pasar dapat tumbuh subur tanpa mengandalkan konversi bank pembangunan daerah konvensional menjadi syariah asalkan bank-bank syariah diberikan insentif.
“Bisa tumbuh organik asalkan masalah struktural diatasi dan diberikan insentif, seperti pada 2012. Ketika itu bank syariah tumbuh cepat karena pembiayaan kendaraan lebih murah dibandingkan bank konvensional,” ucapnya di Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Menurut Herwin, contoh insentif yang dapat diberikan kepada bank syariah semisal giro wajib minimum (GWM) yang lebih rendah dibandingkan dengan bank konvensional. Selain itu, pajak untuk deposito atau tabungan dibuat lebih rendah daripada konvensional untuk tekan cost of fund.
Belum lama ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan peta jalan Keuangan Syariah Indonesia 2017 - 2019. Roadmap ini diharapkan bisa menjadi rujukan arah pengembangan industri keuangan syariah termasuk perbankan syariah di Tanah Air demi keluar dari jebakan pangsa pasar 5%.
Sasaran lain dari peta jalan tersebut adalah peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah. Industri keuangan syariah harus dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan dalam skala kecil dan menengah hingga skala pembiayaan yang besar untuk menunjang pembangunan nasional.
Baca Juga
Secara keseluruhan, tingkat pemahaman dan inklusivitas jasa keuangan ditargetkan mencapai 75% pada 2019.