Bisnis.com, JAKARTA – PT BPR Luna Sinar Indonesia (Bank Luna) membukukan laba bersih senilai Rp4 miliar per Mei 2025. Realisasi ini bertumbuh sebesar 62,64% secara tahunan dari Rp2,4 miliar pada periode sama tahun lalu.
Direktur Utama PT BPR Luna Sinar Indonesia Joko Purwanto menjelaskan bahwa pertumbuhan ini juga diiringi penyaluran kredit yang meningkat pada kuartal I/2025, yakni sebesar 105,43% year-on-year (YoY).
“Angka ini memacu kami untuk terus memberikan layanan yang baik, agar dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan mereka,” kata Joko dalam keterangannya, Selasa (17/6/2025).
Lebih lanjut, Bank Luna menerapkan transformasi teknologi sebagai fokus utama strategi pertumbuhan pada tahun ini, yang mencakup penguatan sistem digital dan interface yang lebih mudah digunakan, cepat diakses, dan dirancang untuk memberikan pengalaman nasabah yang seamless.
Menurutnya, teknologi yang dikembangkan pihaknya akan mempermudah nasabah dalam menyalurkan dananya, juga bagi pelaku bisnis produktif untuk mengakses produk pinjaman Bank Luna.
“Kami akan terus memperluas jangkauan layanan ritel dengan menggandeng mitra-mitra strategis yang sejalan dengan visi kami, agar semakin banyak masyarakat yang bisa merasakan manfaat layanan keuangan yang mudah dan relevan," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Bank Luna Ginanjar Utardi menjelaskan bahwa peningkatan pembiayaan ini diiringi kualitas aset yang terjaga, tecermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sebesar 2% hingga bulan kelima tahun ini.
Capaian itu lebih rendah dibandingkan dengan NPL industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di kawasan Jabodetabek dan di bawah batas maksimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 5%.
“Dengan memastikan setiap kredit disalurkan melalui proses analisis yang matang dan sesuai kemampuan nasabah, kami berharap dapat terus menjaga kualitas kredit yang baik untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” tuturnya.
Adapun, Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK mencatat bahwa kredit industri BPR mencapai Rp150,99 triliun pada Februari 2025, tumbuh 6,19% secara tahunan dari Rp142,19 triliun.
NPL tercatat membengkak dari 10,55% pada Februari 2024 menjadi 11,84% pada Februari 2025. Nominal kredit nonlancar menanjak 19,27% YoY menjadi Rp17,88 triliun, dari sebelumnya Rp14,99 triliun.
Di sisi lain, DPK yang dihimpun industri BPR mencapai Rp143,87 triliun per Februari 2025, naik 4,28% YoY dari Rp137,96 triliun. Total aset BPR naik 5,03% YoY dari Rp193,93 triliun menjadi Rp203,69 triliun.