Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Bukopin Tbk. berupaya menjaga pertumbuhan jangka panjang dengan menjaga kualitas aset perseroan. Per kuartal II/2017, aset Bank Bukopin mencapai Rp115,2 triliun, tumbuh 18,56% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kami telah menyiapkan sejumlah program quick win dan program strategis untuk mendorong pertumbuhan jangka pendek dan jangka panjang,” kata Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo, Rabu (2/8/2017).
Program strategis yang dimaksudnya yakni berfokus pada bisnis dengan capital charge rendah, optimalisasi bisnis proses kredit, peningkatan dana murah (current account saving account/CASA), rekomposisi sumber pendanaan.
Selain itu, bank yang dikendalikan oleh pengusaha Aksa Mahmud lewat Bosowa Group itu memacu peningkatan fee based income, penguatan proses bisnis, mendorong bisnis start-up & aliansi fintech, serta menjangkau nasabah baru khususnya generasi milenial.
Sampai dengan kuartal II/2017 emiten bersandi BBKP tersebut mencatatkan peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 23,48% menjadi Rp95,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada periode yang sama, Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal BBKP juga meningkat menjadi 16,34%. Penguatan modal tersebut didukung oleh penerbitan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap II tahun 2017 sebesar Rp1,405 triliun.
Selain peningkatan CAR, tingkat likuiditas perseroan dalam enam bulan pertama tahun ini juga masih terjaga yang tampak dari posisi loan to deposit ratio (LDR) yang berada di level 75,07%, turun 16,21% secara year on year.
Posisi LDR tersebut sekaligus menunjukkan ekspansi kredit perseroan belum terlalu optimal dalam semester awal tahun 2017. Pada kuartal kedua, penyaluran kredit meningkat tipis dari level Rp70,8 triliun menjadi Rp72,9 triliun yang disumbang peningkatan kinerja sektor ritel.
Hingga Juni 2017, kredit mikro mengambil porsi 15,41% dari total portofolio kredit yang disalurkan, diikuti segmen UKM sebanyak 42,31%, dan segmen konsumer sebesar 11,06%. Sisanya sebesar 31,22% diserap oleh segmen komersial.
Dengan capaian tersebut, perseroan mampu membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp615 miliar. Namun laba bersih Bukopin secara konsolidasi tercatat turun 14% dari Rp581,15 miliar menjadi Rp499,63 miliar. Secara individu juga tercatat penurunan laba bersih 12,7% dari Rp554,32 miliar menjadi Rp483,45 miliar.