Bisnis.com, JAKARTA— Persoalan daya beli masyarakat masih menjadi tantangan terbesar bagi para bankir yang kini dituntut untuk lebih memaksimalkan fungsi intermediasi perbankan.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk., mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional saat ini cukup baik, di tengah ekonomi global yang memaksa ekonomi negara lain menurun.
“Kita sudah tumbuh 5% dalam beberapa tahun ini. Ini harus disyukuri jika dibandingkan dengan China yang 6,5%, Brazil, India dan lainnya [yang ekonominya turun],” katanya di sela-sela Open House Gubernur Bank Indonesia, Kamis (19/10/2017).
Gubernur BI Agus Martowardojo baru saja menerima penghargaan The Central Bank Governors of The Year 2017, East Asia Pacific.
Jahja menyebutkan bank tidak bisa dipaksakan menyalurkan banyak kredit di tengah situasi ekonomi yang belum tumbuh maksimal. Menurutnya, persoalan permintaan dan daya beli masyarakat belum meyakinkan.
“Coba lihat [ekonomi] di Kalimantan tumbuhnya di bawah 5%, Sulawesi sedikit lebih baik, Sumatra? Lainnya? Banyak pekerja yang dulu mengirim uang ke keluarganya kini kembali ke kampungnya dan tidak bekerja,” papar Jahja.
Baca Juga
Karena itu, dia menilai langkah Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan yang memangkas target penyaluran kredit tahun ini sebagai strategi yang baik.
“Pertumbuhan [kredit] 8%-10% sudah okelah,” kata Jahja.
Tahun ini, pemerintah berharap kredit baru dari perbankan bisa mencapai Rp370 triliun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2%. Bahkan tahun depan, target kredit perbankan dinaikkan Rp113 triliun hingga mencapai Rp483 triliun untuk mendukung pertumbuhan 5,4%.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan laju pertumbuhan kredit per Agustus 2017 tercatat sebesar 2,56% secara year to date atau 8,26% secara year on year. Total kredit perbankan per Agustus mencapai Rp4.514,5 triliun.
Pertumbuhan dana tersalurkan ke sektor riil tersebut tercatat lebih rendah ketimbang perolehan dana pihak ketiga perbankan pada saat yang sama, yang tumbuh 4,4% secara year to date atau 9,6% secara year on year.