Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CIMB Niaga (BNGA) Sebut Suku Bunga Kredit Belum Bisa Turun, Ini Sebabnya

Bank CIMB Niaga belum menurunkan suku bunga kredit, meski Bank Indonesia mencatat adanya tren penurunan terbatas pada suku bunga bank secara nasional
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan dalam panggung Konser Kejar Mimpi untuk Indonesia 2024 yang digelar  di De Tjolomadoe Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (24/8/2024)/Dok. CIMB Niaga
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan dalam panggung Konser Kejar Mimpi untuk Indonesia 2024 yang digelar di De Tjolomadoe Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (24/8/2024)/Dok. CIMB Niaga

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) menyampaikan bahwa belum terdapat penurunan suku bunga kredit, meskipun Bank Indonesia mencatat adanya tren penurunan terbatas pada suku bunga perbankan nasional.

Direktur Utama CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan bahwa saat ini perseroan masih berupaya menjaga biaya dana atau cost of fund (COF) agar tidak mengalami kenaikan lebih lanjut. Namun, kondisi likuiditas di pasar yang masih ketat menjadi tantangan utama bagi perseroan untuk menyesuaikan suku bunga kredit.

“Kami berusaha untuk menjaga COF agar tidak terus naik. Namun terlihat likuiditas juga ketat sehingga belum terlihat penurunan COF atau biaya dana yang berarti, sehingga rate kredit juga masih belum bisa bergerak turun,” ujar Lani kepada Bisnis, Selasa (24/6/2025).

Adapun, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo membeberkan kondisi suku bunga bank usai BI rate turun ke level 5,50% berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 20–21 Mei 2025.  

Perry mengemukakan bahwa suku bunga perbankan mengalami penurunan meskipun masih terbatas. Menurut data Bank Indonesia yang dipaparkan pada Rabu (18/6/2025), suku bunga deposito satu bulan tercatat sebesar 4,81% pada Mei 2025, sedikit menurun dari 4,83% pada April 2025.

Sementara itu, suku bunga kredit tercatat sebesar 9,18% pada Mei 2025, juga sedikit menurun dari 9,19% pada April 2025. 

"Bank Indonesia memandang suku bunga kredit perbankan perlu terus menurun sehingga dapat mendorong penyaluran kredit pembiayaan yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," kata Perry, Rabu (18/6/2025). 

Adapun Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17–18 Juni 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,50%. Sementara untuk suku bunga deposit facility sebesar 4,75%, dan suku bunga lending facility sebesar 6,25%.  

Menurutnya, keputusan ini sejalan dengan tetap terjaganya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1%, kestabilan nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, serta perlunya untuk tetap turut mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Ke depan, lanjut Perry, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan BI-Rate guna mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan tetap mempertahankan inflasi sesuai dengan sasarannya dan stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya.  

"Sementara itu, kebijakan makroprudensial akomodatif terus dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dengan berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit dan meningkatkan fleksibilitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan," sebutnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper