Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk memproyeksikan modal entitas baru yang merupakan hasil merger antara perseroan dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia akan segera mencapai Rp30 triliun pada 2019. Dengan demikian, bank baru tersebut akan masuk dalam kategori bank dengan kasta permodalan paling tinggi yakni Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV.
Direktur BTPN Arief Harris Tandjung mengatakan, berdasarkan laporan keuangan per Desember 2017, modal inti BTPN mencapai sekitar Rp16,8 triliun. Sementara itu, pada periode yang sama, modal inti Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Rp8,6 triliun.
"Setelah digabungkan modal sekitar Rp25,4 triliun. Akhir tahun ini kemungkinan akan mencapai Rp27 triliun, kemudian tahun depan menjadi sekitar Rp30 triliun," ujarnya, Senin (29/1/2018).
BTPN telah memulai proses merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia yang merupakan anak perusahaan Sumitomo Mitsui Bank Corporation (SMBC) Jepang.
Direktur Kepatuhan BTPN Anika Faisal mengatakan, pihaknya telah menerima surat dari investor asal Jepang tersebut mengenai rencana merger untuk mengintegrasikan bisnis mereka di Indonesia.
Bank Sumitomo Mitsui Indonesia yang bergerak di bisnis corporate banking akan melengkapi bisnis BTPN yang telah lama menggeluti bisnis retail banking. "Tombol baru dipencet. Proses sedang dimulai," ujarnya.
Saat ini, lanjut Anika, pihaknya akan memulai assessment internal untuk menghitung valuasi bisnis terkait dengan merger tersebut.
SMBC menggenggam 40% saham BTPN dan 97,63% saham Bank Sumitomo Mitsui Indonesia. Setelah merger, kepemilikan saham SMBC di entitas baru yang akan dibentuk tersebut akan berubah. "Apakah akan mencapai lebih dari 50%? Masih dihitung valuasinya," katanya.