Bisnis.com, BATAM - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan proses transformasi digital banking tahap kedua yang sedang dilakukannya saat ini, bisa segera rampung pada tahun ini.
Direktur Utama Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono mengatakan bahwa dengan selesainya proses transformasi digial banking tersebut, perseroan pun siap meluncurkan sejumlah inovasi produk baru berbasis digital yang bisa dimanfaatkan masyarakat.
"Periode tahun kedua digital banking ini merupakan suatu momentum untuk BTN bisa berbuat lebih besar lagi. Akan ada produk baru yang bisa menunjang bisnis BTN," ujarnya usai membuka Rapat Kerja BTN 2018 di Batam, Kepulauan Riau, Senin (5/2).
Menurutnya sejumlah produk baru yang bakal dihadirkan BTN tersebut antara lain yang berkaitan dengan sistem pembayaran, seperti kartu e-money, QR code dan juga bahkan kartu kredit tersendiri.
Pihaknya berharap dengan hadirnya produk-produk itu semakin dapat memenuhi kebutuhan masyarakat zaman sekarang, terutama generasi milenial. "BTN memiliki basis nasabah 7,4 juta ini merupakan potensi yang cukup besar. Tentunya nasabah BTN memerlukan produk tersebut," tambahnya.
Menurutnya dengan rampungnya transformasi digital banking tersebut, selain berdampak pada peningkatan layanan kepada nasabah sehingga meningkatkan loyalitas, juga diharapkan dapat berdampak pada sisi bisnis perseroan, seperti meningkatnya pendapatan non bunga [fee base income/FBI].
Tahun ini BTN menargetkan pertumbuhan fee based income ini bisa tumbuh sebesar 30% dibandingkan 2017, di mana pada tahun lalu pendapatan non bunga tersebut mampu tumbuh 26%.
"Untuk mencapai target tersebut salah satunya dengan mewujudkan visi kami, yakni selain BTN terpercaya dan terdepan dalam fasilitasi perumahan, BTN juga akan memberikan layanan keuangan bagi keluarga," paparnya.
Selain itu, Maryono mengatakan bahwa tahun ini BTN juga akan menambah jumlah kantor cabang hingga di seluruh kabupaten/kota yang ada di Indonesia, demi memaksimalkan potensi sektor perumahan yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.
"Kami targetnya setiap kabupaten kota harus memiliki kantor cabang. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan status kantor cabang pembantu dan kantor kas yang sudah ada," katanya.
Kemudian, dengan berbagai strategi tersebut, Maryono berharap aset BTN akan terus tumbuh dan mampu menjadi Rp500 triliun dalam beberapa tahun mendatang.
"Kami akan lebih ekspansif lagi. Untuk itu kami tentu membutuhkan banyak modal. Skemanya banyak pilihan, bisa saja right issue, penerbitan subdebt, atau bahkan bisa saja mengusulkan penurunan rasio pembagian dividen kepada pemegang saham," tegas Maryono.
Direktur BTN Adi Setianto menambahkan bahwa untuk mendukung transformasi digital banking tahap kedua, BTN sudah mempersiapkan infrastruktur pendukungnya dengan menciptakan platform baru.
Platform ini nantinya akan menunjang kebutuhan perseroan dalam menerbitkan produk baru seperti kartu e-money, kartu kredit dan QR code tersebut.
"Saat ini BTN juga sedang mempersiapkan pengajuan izin lisensi penerbitan kartu e-money, kartu kredit dan QR code kepada Bank Indonesia," ujarnya. Pihaknya berharapkan tahun ini ketiga produk baru BTN tersebut sudah bisa diluncurkan.
"Kartu e-money BTN yang saat ini ada yakni B-Link merupakan kerja sama dengan Bank Mandiri. Kalau lisensi izin dari BI keluar, maka BTN akan bisa menerbitkan sendiri," katanya.
Sementara itu, guna memenuhi kebutuhan infrastruktur IT tersebut, BTN bekerja sama dengan Telkom Group. Menurutnya hal itu dinilai ebih efisien.
"Karena kerjasama dengan Telkom kami tidak perlu mengeluarkan capek, tapi cukup opex [erational expenditure] sehingga lebih efisien. Selama dua tahun nilainya sekitar Rp500 miliar," pungkasnya.