Bisnis.com, JAKARTA - PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. optimistis bisa menjaga rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) pada kisaran di bawah 2% pada tahun ini.
Direktur Keuangan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. (Adira Finance) I Made Dewa Susila mengatakan sampai dengan Desember 2017 NPF perseroan berada pada kisaran 1,6%.
Menurutnya, rasio NPF pada Desember 2017 membaik jika dibandingkan dengan realisasi pada Oktober 2017 yang sempat berada pada kisaran 1,9%. "Kami selalu jaga rasio NPF agar bisa tetap berada pada kisaran di bawah 2%," kata Made, Kamis (22/2/2018).
Agar rasio NPF bisa tetap terjaga, dia menyatakan pihaknya berkomitmen untuk menjaga kualitas pembiayaan dan selalu mengutamakan asas kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan.
Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan sepanjang 2018, perseroan menargetkan pembiayaan yang disalurkan bisa mencatatkan pertumbuhan sekitar 5%—10% jika dibandingkan dengan capaian pada 2017 yaitu Rp32,7 triliun.
Menurutnya, pada tahun ini perseroan memang tidak mematok target pertumbuhan yang terlalu tinggi, lantaran penjualan kendaraan bermotor diprediksi masih cenderung stagnan.
Untuk menggenjot pembiayaan, dia menuturkan pihaknya akan berupaya meningkatkan pembiayaan non-otomotif. “Pembiayaan non-otomotif akan didorong, tetapi bisnis utama kami tetap segmen otomotif,” kata Hafid.
Sementara itu, dari total pembiayaan sebesar Rp32,7 triliun yang disalurkan Adira pada 2017, sekitar 55% disumbang dari pembiayaan kendaraan roda dua. Kemudian, disusul pembiayaan kendaraan roda empat sebesar 42%, dan sekitar 3% sisanya merupakan pembiayaan elektronik.