Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan sebagian besar pembiayaan tersebut dikontribusikan oleh kendaraan penumpang.
"Dari total pembiayaan tersebut, sebesar 62,78% disalurkan untuk passenger car, 19,57% untuk kendaraan komersial dan 7,46% alat berat dan lain-lain," kata Ignatius di Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Dilihat dari wilayah distribusinya, sebesar 23,21% pembiayaan MTF disalurkan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), dan sebesar 76,79 tersebar di berbagai wilayah di seluruh Indonesia.
Ignatius melanjutkan salah satu yang membanggakan dari pencapaian tahun lalu adalah pertumbuhan pembiayaan di wilayah Indonesia timur yang cukup tinggi yakni 27%. Pertumbuhan itu dipicu pembukaan kantor cabang baru oada 2017 di Jayapura, Ambon, dan Sorong.
"Kami optimistis pertumbuhan bisnis di Indonesia timur akan semakin baik, sejalan dengan gencarnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah," lanjutnya.
Sedangkan dari sisi aset, MTF juga mencatatakan pertumbuhan sebesar 29,2% dari Rp11,4 triliun pada 2016 menjadi Rp14,7 triliun pada 2017.
Sementara laba bersih 2017 mencapai Rp350,2 miliar atau naik 4,5% dibanding capaian 2016 sebesar Rp335,1 triliun. MTF pun berhasil menjaga kualitas kredit, dengan tingkat non performing loan (NPL) mencapai 0,8%. Angka ini lebih baik dari 2016 sebesar 1,49%.
Tahun ini, MTF menargetkan total pembiayaan Rp24 miliar atau tumbuh 7,5% dari 2017. Sampai Januari 2018, MTF telah menyalurkan pembiayaan Rp2,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel