Bisnis.com, JAKARTA — Meski sejumlah ekonom menilai tingkat kenaikan suku bunga acuan yang ditetapkan Bank Indonesia pada pekan lalu tidak cukup untuk meredam kondisi gejolak global yang ada, tetapi Bank Sentral masih mengelak.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengatakan kenaikan 25 basis poin sudah menjadi keputusan yang cukup melihat banyak dukungan bauran kebijakan ekonomi lainnya.
"Ini sebuah konsistensi untuk menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia di tengah situasi dunia yang sedang penuh ketidakpastian, tetapi tentu kita enggak bisa lepas dari kondisi nilai tukar terhadap mata uang dunia lainnya khususnya dengan US$," katanya di Kementerian Keuangan, Selasa (22/5/2018) malam.
Agus meyakini kondisi ekonomi saat ini sudah lebih baik dari kondisi 20 tahun yang lalu. Menurutnya Indonesia sudah sangat berbeda dilihat dari cadangan devisa, permodalan perbankan yang sehat atau ada yang 22% lebih, NPL di bawah 3%.
Tak hanya itu, Agus juga melihat sudah ada lembaga penjamin simpanan (LPS) yang menjamin deposit, jadi secara umum malah indikator ekonomi Indonesia menunjukkan yang masih baik.
"Jadi kalau seandainya mau dibandingkan dengan kondisi 10 tahun-20 tahun yang lalu, kondisi kita sekarang baik dan tidak perlu dikhawatirkan. Kami juga sudah liat dan semua dalam keadaan stabil," tegasnya.