Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tersangkut Kasus Pencucian Uang, Bank Terbesar Australia Didenda Rp7,3 Triliun

Commonwealth Bank of Australia setuju membayar penalti sebesar 700 juta dolar Australia, sekitar Rp7,3 triliun, untuk menyelesaikan kasus pencucian uang yang dituduhkan oleh lembaga intelijen Negeri Kangguru.
Gedung kantor pusat Commonwealth Bank of Australia di Sydney, Australia, pada Oktober 2017./Reuters-David Gray
Gedung kantor pusat Commonwealth Bank of Australia di Sydney, Australia, pada Oktober 2017./Reuters-David Gray

Bisnis.com, JAKARTA -- Commonwealth Bank of Australia setuju membayar penalti sebesar 700 juta dolar Australia, sekitar Rp7,3 triliun, untuk menyelesaikan kasus pencucian uang yang dituduhkan oleh lembaga intelijen Negeri Kangguru.

Nilai tersebut hampir dua kali lipat dana yang sudah disiapkan Commonwealth Bank of Australia (CBA) untuk perkara ini, sekaligus menjadi rekor penalti tersendiri untuk kasus pencucian uang dan peretasan finansial di negara itu.

Bank terbesar Australia itu disebut melanggar hukum sebanyak 53.750 kali, di mana sejumlah transaksi mencurigakan dilakukan berulang-ulang dan tidak dilaporkan serta gagal melakukan pengawasan.

"Pencucian uang melalui rekening CBA mencakup importasi dan distribusi narkoba serta senjata api oleh sindikat tertentu, didominasi oleh methamphetamine (sabu-sabu)," demikian disebutkan dokumen pengadilan seperti dilansir Reuters, Senin (4/6/2018).

Sindikat kriminal bergantung pada pencucian uang untuk importasi dan distribusi narkoba.

Kesepakatan pembayaran ganti rugi itu akan diajukan ke pengadilan federal Australia untuk disahkan.

Banyak pelanggaran hukum yang dilakukan oleh CBA dapat dikenai penalti hingga US$21 juta dolar Australia per pelanggaran.

"Walaupun tidak dilakukan dengan sengaja, tapi kami mengakui keseriusan kesalahan yang kami lakukan," ujar Chief Executive CBA Matt Comyn.

CBA mengklaim pelanggaran itu banyak dilakukan kesalahan komputer. Perkara ini turut menuai kritik tajam dari masyarakat dan memaksa CEO Ian Narev pensiun lebih dini.

Selain dikenai penalti, CBA juga diwajibkan untuk menambah modal cadangan sebesar US$1 miliar untuk membuktikan telah meningkatkan pengawasan demi mencegah pelanggaran yang sama terjadi lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper