Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. meyakini permintaan hunian vertikal semisal apartemen pada waktu mendatang semakin tinggi.
Direktur Utama BTN Maryono berpendapat, selayaknya dibutuhkan inovasi dalam membangun hunian vertikal, misalnya konsep transit oriented development (TOD). “Permintaan hunian ini akan tinggi karena tanah akan semaki terbatas,” katanya kepada Bisnis, di Jakarta, Senin (4/6/2018) malam.
Apartemen berkonsep TOD baik yang notebene subsidi maupun nonsubsidi merupakan salah satu bentuk antisipasi dalam menghadapi peningkatan kebutuhan properti terutama di kota besar. Bank spesialis kredit properti ini meyakini hunian TOD bakal lebih menjanjikan dari segi bisnis.
“TOD ini akan lebih prospektif karena lokasinya ada di perkotaan, bahkan di pinggir jalan, serta mereka ada di dekat fasilitas transportasi. Jadi, banyak daya tariknya. Dan kami terlibat tidak hanya untuk KPA-nya [tetapi juga kredit konstruksinya],” ucap Maryono.
Emiten bersandi saham BBTN itu mencatatkan pertumbuhan kredit 19,34%( yoy) pada triwulan I/2018. Porsi terbesar sekitar 91% adalah kredit perumahan, realisasinya tercatat naik 20,32% (yoy) dari Rp153,31 triliun menjadi Rp184,46 triliun.
Di segmen kredit perumahan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi menorehkan kenaikan terbesar atau tumbuh sebesar 32,96% (yoy) menjadi Rp79,14 triliun per triwulan l I/2018.
Adapun, KPR non-subsidi tumbuh 12,24% (yoy) menjadi Rp69,8 triliun, kredit konstruksi naik 17,85% (yoy) menjadi Rp27,03 triliun, sedangkan kredit perumahan lain menjadi Rp8,48 triliun pada akhir Maret 2018.
Pada segmen kredit non-perumahan, kredit komersial naik paling tinggi sebesar 15,47% (yoy) menjadi Rp14,07 triliun per triwulan I/2018. Pada periode yang sama, posisi kredit konsumer tercatat senilai Rp3,96 triliun.