Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan Indikator Likuiditas Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), rata-rata bunga deposito bank benchmark LPS pada akhir Juni tercatat senilai 5,48%, naik 6 bps dari posisi pada bulan sebelumnya. Peningkatan juga terjadi pada rata-rata suku bunga minimum yang naik 4 bps menjadi 4,71%.
Direktur Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS Doddy Ariefianto mengatakan tingkat bunga deposito valas pada periode yang sama terpantau naik 3 bps-10 bps, terutama pada suku bunga rata-rata dan maksimum. Kenaikan suku bunga Rupiah dan valas, mengindikasikan bank akan melakukan penyesuaian terhadap kenaikan suku bunga acuan secara bertahap.
“Tren kenaikan suku bunga pinjaman akan terus berlanjut secara gradual merespons kenaikan tingkat suku bunga acuan dan tingkat bunga penjaminan. Di sisi lain, untuk suku bunga valas potensi kenaikannya lebih terbuka mengingat spread antara tingkat bunga offshore dan onshore yang masih cukup lebar,” katanya, dikutip dari siaran pers, Jumat (13/7/2018)..
Selain itu, dia mengatakan bahwa kenaikan suku bunga dana berpotensi diikuti kenaikan tingkat bunga kredit secara bertahap dan selektif. Doddy mengatakan, penyesuaian tersebut diprediksi akan terjadi dalam 3 hingga 6 bulan ke depan.
Adapun, pertumbuhan kredit sampai dengan akhir Mei 2018 tercatat senilai 10,26% secara year on year (yoy). Pertumbuhan tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan DPK sejumlah 6,47%.
Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari pertumbuhan DPK pada Mei tersebut merupakan pola lanjutan yang terjadi sejak 2 bulan sebelumnya. Pola ini membuat loan to deposit (LDR) bank terus meningkat hingga mencapai 91,43%.
LPS memperkirakan, hingga akhir tahun ini pertumbuhan kredit akan mencapai kisaran level 10%. Adapun, pertumbuhan DPK diperkirakan akan lebih rendah pertumbuhannya, yakni sekitar 8% secara tahunan.
Doddy mengatakan bahwa pertumbuhan kredit dan DPK menghadapi risiko perlambatan akibat proses penyesuaian tingkat bunga baik dari sisi dana maupun kredit oleh perbankan.
“Dalam hal ini, adanya kenaikan bunga acuan yang cukup besar dalam waktu singkat berpotensi memengaruhi pola penyaluran kredit dan dana sebab potensial memengaruhi target kinerja net interest margin [NIM],” katanya.