Bisnis.com, JAKARTA - Struktur demografi nasabah berubah bersamaan dengan perubahan dari segi perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.
Moody's Investors Services melaporkan industri perbankan di Indonesia akan merasakan momentum pertumbuhan pesar populasi usia produktif dan peningkatan pada jumlah pekerja sampai dengan satu dekade ke depan.
Kondisi ini dapat dimanfaatkan perbankan untuk memperkuat posisi bisnis mereka dengan meningkatkan jumlah nasabah baru, terlebih lagi nasabah yang belum bankable.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) tbk. mengatakan sekitar 96% nasabah BRI yang masuk ke dalam kategori masyarakat usia produktif, yakni usia 15 - 64 tahun, dari total 70 juta nasabah.
"Sementara untuk generasi milenial atau yang berusia 18 tahun sampai 34 tahun mencapai 40% dari total nasabah BRI saat ini," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (19/9/2018).
Lebih lanjut, dia menyampaikan BRI telah menyiapkan trasformasi digital dan kualitas sumber daya manuasia (SDM) yang kompeten untuk menghadapi perubahan demografi masyarakat Indonesia.
Kesiapan BRI untuk menghadapi transformasi digital didukung dengan ketersediaan layanan dan infrastruktur di antaranya seperti Sabrina (Smart BRI New Assistant), Open Application Platform Interface (API), sistem pembayaran berbasis barcode (My QR), BRI Mobile, dan uang elektronik (BRIZZI).
Kualitas SDM perseroan, sambung Suprajarto, juga telah disiapkan untuk memiliki kemampuan belajar atau learning agility tinggi sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan dan memberikan pelayanan yang customer centric kepada nasabah.
Peningkatan masyarakat produktif Indonesia dapat menjadi peluang bagi perbankan karena dapat meningkatkan perputaran dan pertumbuhan ekonomi, dampaknya akan mendorong kebutuhan atas pembiayaan perbankan serta peningkatan dari segi simpanan nasabah.
"Dengan perkembangan teknologi dan masyarakat yang lebih digital savvy maka efisiensi bank akan semakin meningkat," katanya.
Saat ini bank rakyat tersebut tengah menyusun rencana dan perijinan terkait penambahan satelit setelah sebelumnya meluncurkan satelit yang diberi nama BRISat untuk memperkuat jaringan layanan dan meningkatkan efisiensi operasional.
BRIsat secara resmi diluncurkan pada 18 Juni 2016. Total biaya investasi yang digelontorkan BRI adalah Rp3,37 triliun.