Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba BCA Kuartal III/2018 Rp18,5 Triliun

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. mencatatkan perolehan laba bersih pada kuartal III/2018 senilai Rp18,5 triliun, tumbuh 9,9% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp16,8 triliun.
Wakil  Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Eugene Keith Galbraith didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, di Jakarta, Kamis (25/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Eugene Keith Galbraith didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, di Jakarta, Kamis (25/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. mencatatkan perolehan laba bersih pada kuartal III/2018 senilai Rp18,5 triliun, tumbuh 9,9% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp16,8 triliun.

Pendapatan operasional BCA yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya pun meningkat 10,1% menjadi Rp45,9 triliun per kuartal III/2018, dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp41,7 triliun.

Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Eugene K. Galbraith mengatakan bahwa pertumbuhan kredit tumbuh signifikan, didukung oleh dana murah yang juga meningkat.

"BCA membukukan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kami melihat adanya peluang-peluang usaha serta peningkatan permintaan kredit usaha dari para nasabah. BCA juga mencatat pertumbuhan dana murah yang solid, didukung oleh kepercayaan para nasabah terhadap Iayanan perbankan transaksi yang ditawarkan oleh BCA," katanya, Kamis (25/10/2018).

Eugene mengemukakan sampai September 2018, portofolio kredit BCA mencapai Rp516 triliun, tumbuh 17,3% secara tahunan. BCA mencatat pertumbuhan kredit usaha yang lebih tinggi, baik pada kredit investasi maupun modal kerja. Kredit investasi terlihat mulai meningkat pada periode Januari—September 2018 ini.

Kredit korporasi meningkat 23,3% secara tahunan menjadi Rp199,2 triliun, terutama berasal dari sektor jasa keuangan, telekomunikasi, serta minyak nabati dan hewani. Sementara itu, kredit komersial dan UKM tumbuh 17,6% secara tahunan menjadi Rp176,4 triliun dan kredit konsumer meningkat 9,0% secara tahunan menjadi Rp139,9 triliun.

Pada portofolio kredit konsumer, kredit pemilikan rumah naik 9,4% secara tahunan menjadi Rp86,3 trihun dan kredit kendaraan bermotor meningkat 7,7% secara tahunan menjadi Rp41,5 triliun. Adapun kinerja outstanding kartu kredit juga mencatatkan pertumbuhan 10,9% secara tahunan menjadi Rp12,1 triliun.

Pada sisi lain, emiten perbankan dengan kode saham BBCA tersebut mencatat pertumbuhan kredit yang baik dengan rasio kredit bermasalah atau NPL pada level 1,4% pada akhir September 2018. Hal ini berada dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima.

BCA mempertahankan posisi likuiditas dan permodalan yang kuat dengan rasio kredit terhadap pendanaan atau LFR sebesar 80,9% dan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 23,2%.

Penyempurnaan dari LFR, Rasio lntermediasi Makroprudensial atau RIM yang baru diterapkan tercatat pada level 81,8%. "BCA terus memperkuat bisnis inti dalam perbankan transaksi untuk mendukung pertumbuhan CASA yang solid. CASA meningkat 11,4% secara tahunan menjadi Rp476, 8 triliun dan tetap merupakan porsi utama dana pihak ketiga yaitu sebesar 77,7% pada akhir September 2018," ujar Eugene.

Eugene menambahkan bahwa dalam komposisi CASA, dana giro tumbuh 12,7% secara tahunan menjadi Rp163,1 triliun, sementara dana tabungan meningkat 10,8% secara tahunan menjadi Rp313,7 triliun. Sebaliknya, dana deposito tercatat sebesar Rp137,1 triliun atau turun 6,4% secara tahunan.

Meskipun mengalami penurunan secara tahunan, dana deposito kembali mengalami peningkatan sejak Maret 2018 sejalan dengan tren kenaikan suku bunga deposito. Secara keseluruhan, sampai akhir September 2018, dana pihak ketiga tumbuh sebesar 6,9% secara tahunan menjadi Rp613,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper