Bisnis.com, JAKARTA -- Kredit segmen korporasi, komersial, dan usaha kecil dan menengah atau UKM memberikan peran tak sedikit pada pertumbuhan kredit PT Bank Central Asia Tbk.
Pada Kuartal III/2018 pertumbuhan kredit PT Bank Central Asia Tbk. berhasi mencapai posisi 17,2% . Hal didorong oleh tingginya permintaan kredit pada segmen korporasi, komersial, dan usaha kecil dan menengah (UKM).
Sumbangan dua segmen itu tentu tidaklah sedikit jika dibandingkan sejumlah data berikut ini.
Secara total, kredit korporasi BCA mencapai Rp199,21 triliun, tumbuh 23,3% secara tahunan.
Pertumbuhan kredit korporasi ini menjadi yang tertinggi dibandingkan segmen kredit komersial dan UKM, dan kredit konsumer yang masing-masing tumbuh 17,6% dan 9% secara tahunan.
Menurut Direktur BCA Santoso Liem menjelang kuartal terakhir tahun ini, pertumbuhan permintaan kredit korporasi memang cenderung meningkat. Dia memprediksi total penyaluran kredit korporasi masih terus meningkat.
Salah satu alasan tingginya permintaan kredit pada segmen tersebut adalah kebutuhan refinancing obligasi yang akan jatuh tempo. Tingginya imbal hasil obligasi, lanjutnya serta menurunnya harga obligasi di pasar sekunder membuat banyak korporasi yang memutuskan mengandalkan pinjaman bank untuk kebutuhan tersebut.
“Yang kami lihat, ada banyak customer yang dulu menerbitkan bond, kalau mereka menerbitkan bond dengan standar suku bunga tinggi, banyak yang memutuskan untuk kembali ke pinjaman ke bank, untuk menjaga sampai masa fluktuasi ini kembali tenang kembali,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (30/10/2018).
Sementara itu, saat dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra mengatakan bahwa berdasarkan penggunaannya, total kredit BCA sampai dengan kuartal III/2018 masih didominasi oleh kredit modal kerja yang tumbuh 17,3% secara tahunan.
“Sampai akhir tahun, kami harapkan bisa mencapai pertumbuhan sekitar 11%—12%,” katanya kepada Bisnis, Jumat (2/11/2018).