Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat asuransi Irvan Rahadjo menuturkan alasan nasabah menginvestasikan premi mereka di saham lewat unit link karena sifat saham yang memberi keuntungan lebih dan berjangka panjang.
Menurut Irvan pada waktu tertentu saham memberi keuntungan yang besar, meski terkadang juga merugikan karena harga yang anjlok. Selain itu, saham merupakan instrumen utama dalam investasi unit link disamping reksa dana dan deposito.
Dikatakan, nasabah tidak memiliki banyak pilihan instrumen investasi, masing-masing instrumen yang adapun memiliki batasan.
"Harus nunggu saat jual dan saat beli yang tepat berdasarkan analisa teknikal dan fundamental yang akurat," kata Irvan kepada Bisnis, Kamis (8/10/2018).
Disebut, produk asuransi unit link saat ini sedang melesu. Dia menyarankan agar nasabah memilih berinvestasi secara utuh atau berasuransi sepenuhnya, tidak membeli asuransi berbalut investasi.
"Jangan beli produk campuran, kalau mau beli proteksi saja, atau investasi saja," kata Irvan.
Baca Juga
Berdasarkan data AAJI portofolio industri asuransi jiwa produk unit link untuk saham masih besar secara nilai dan porsi pada kuartal III 2018 yakni, Rp140,93 triliun, tumbuh 11,59% yoy. Padahal kondisi pasar saat ini bergejolak.