Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arus Modal Asing Jadi Penopang Naiknya Cadangan Devisa

Kuatnya arus masuk dana asing ke pasar dalam negeri menjadi faktor utama dalam kenaikan cadangan devisa pada November 2018.
Cadangan devisa/Ilustrasi
Cadangan devisa/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Kuatnya arus masuk dana asing ke pasar dalam negeri menjadi faktor utama dalam kenaikan cadangan devisa pada November 2018.

Kepala Ekonom Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro menuturkan kuat arus dana asing yang masuk pada bulan lalu berhasil menyeimbangkan kenaikan kenaikan permintaan valas di domestik untuk pembayaran utang pemerintah dan jatuh tempo sukuk global yang kebutuhannya diperkirakan mencapai US$1 miliar.

"Investor asing membeli aset pendapatan tetap [surat utang] dan ekuitas mencapai hingga Rp43.3 triliun atau US$2.8 miliar pada bulan November. Ini arus masuk bulanan tertinggi pada tahun 2018," ungkap Satria.

Akibat tingginya arus modal yang masuk sepanjang bulan lalu, rupiah mencetak kenaikan terbesar di antara negara-negara Asia sebesar 5,9%.

Satria meyakini data cadangan devisa terbaru ini akan membatasi pelemahan pergerakan nilai tukar rupiah minggu ini. Rupiah telah terdepresiasi sebesar 1,6% sepanjang minggu ini. 

Adapun, Satria berkeyakinan harga minyak tetap stabil dapat membantu stabilitas pergerakan nilai tukar. Dia memperkirakan rupiah akan stabil pada rentang Rp14.200-Rp14.500 pada Desember. 

"Tekanan untuk rupiah akan tetap dapat dikelola dalam beberapa minggu mendatang, meskipun BI harus tetap waspada karena biasanya permintaan valas akan meningkat pada bulan Desember akibat impor akhir tahun yang tinggi dan pembayaran utang," ujar Satria.

Di luar hal tersebut, Satria tetap optimistis pandangan cadangan devisa BI pada Desember akan tetap kuat. Pasalnya, dia melihat dua faktor yang akan menopang cadangan devisa, yaitu keberhasilan penjualan obligasi global pemerintah senilai US$3 miliar bulan ini dan agresifitas penyerapan cadangan valas yang dilakukan oleh BI.

Per 6 Desember 2018, BI telah menyerap US$1,63 miliar dari operasi moneter. Selain itu, produk domestik non-deliverable forward (DNDF) yang kian aktif akan membantu meredam volatilitas rupiah.

Pada akhirnya, Satria melihat hal ini akan  membantu BI dalam upaya untuk menstabilkan mata uang ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper