Bisnis.com, JAKARTA— Pembelian saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk. oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. atau MUFG merupakan transaksi jual beli terbesar sepanjang sejarah perbankan nasional.
Tidak hanya dari sisi nilai transaksi, potensi keuntungan yang diperoleh Temasek Holdings melalui anak usaha Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd., dan para pemegang saham lain, bakal mencapai mencetak rekor sejarah.
MUFG mulai membeli saham Bank Danamon pada Desember 2017. Pada tahap pertama itu, bank asal Jepang tersebut membeli 19,9% saham atau 1,9 miliar lembar saham dengan nilai Rp15,87 triliun. Pembelian itu setara 8.323 per lembar saham.
Tahap kedua, pada Agustus 2018, MUFG kembali membeli 20,1% saham Bank Danamon dengan harga Rp8.921 per lembar saham. Dengan perhitungan tersebut, MUFG total menggelontorkan dana sebesar Rp17,18 triliun.
Selanjutnya, pada tahap ketiga akan menuntaskan akuisisi sekaligus melakukan merger dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. atau Bank BNP yang juga anak usaha MUFG melalui Acom Co. Ltd. Japan.
Sisa saham milik Asia Financial di Bank Danamon sebanyak 33,83%. Apabila dengan asumsi harga pembelian pada tahap kedua sebesar Rp8.921 per lembar, sisa dana yang akan dikucurkan MUFG sebesar Rp34,2 triliun.
Dengan perkiraan tersebut, total dana yang digelontorkan MUFG untuk mengakuisisi Bank Danamon paling sedikit sekitar Rp67,25 triliun. Dengan nilai itu, Temasek Holdings, melalui Asia Financial, menangguk untung besar.
Temasek mulai menjadi pemegang saham Bank Danamon pada 2003. Waktu itu, Asia Financial membeli 51% saham bank berkode saham BDMN senilai Rp3,08 triliun dari pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Kemudian, Asia Financial, baik secara langsung maupun tidak langsung, terus meningkatkan kepemilikan saham di BDMN hingga mencapai 73,8%. Dengan perhitungan sederhana, belum memperhitungkan penambahan modal dan peningkatan kepemilikan saham, keuntungan Temasek melonjak ribuan kalilipat.
Tak hanya Temasek yang akan tersenyum, para pemegang saham lain, baik public maupun pemegang saham di Bank BNP, bakal meraup untung. Pasalnya, dalam tender offer atau penawaran sukarela, MUFG siap membayar lebih untuk membeli saham ritel.
Manajemen bank itu menawarkan harga sebesar Rp9.590 per lembar saham untuk Bank Danamon, angka itu di atas harga audit Rp7.492 per lembar. Adapun untuk Bank BNP ditawarkan Rp4.088 per lembar, di atas harga pasar Rp1.769 per lembar.
Analis Kresna Sekuritas Franky Rivan mengatakan, harga Rp9.590 per saham cukup menarik bagi para pemegang saham. Di sisi lain, menurutnya, prospek bisnis Bank Danamon pascaakuisisi akan semakin menarik dengan berkembangnya segmen bisnis perseroan.
"Setelah ada merger, kami melihat Bank Danamon yang menyasar segmen konsumer berpotensi akan memiliki segmen bisnis korporasi. Sebab, MUFG cukup konsentrasi dalam menyalurkan kredit ke sektor korporasi," tuturnya kepada Bisnis, Selasa (22/1).
TERLALU KECIL
Pengamat pasar modal PT Samuel Sekuritas Indonesia Muhamad Alfatih menuturkan, tender offer yang ditawarkan oleh Bank Danamon cukup bagus dan terjangkau. Namun, penawaran sukarela di pasar modal biasanya lebih tinggi dua digit dari harga penawaran.
"Kalau naik hanya 7%, maka termasuk kecil. Karena biasanya saat tender offer, banyak investor yang minta harga terlalu tinggi," ungkapnya kepada Bisnis.
Dalam sebulan terakhir, harga saham Bank Danamon naik 23,29% menuju level Rp9.000 per saham. Dia mengatakan, pergerakan harga sepekan terakhir bukan karena pasar melihat kondisi fundamental, tetapi karena sentimen aksi merger BNP.
Dalam penggabungan tersebut, Bank Danamon akan bertindak sebagai bank yang menerima penggabungan. Semua aset dan kewajiban BNP akan dialihkan kepada Bank Danamon pada tanggal efektif penggabungan.
Direktur Bank Danamon Rita Mirasari mengatakan, setiap pemegang saham Bank Danamon dan BNP memiliki hak yang sama untuk memiliki atau menjual saham Bank Danamon sebagai penerima penggabungan.
“Setiap pemegang saham Bank Danamon dan BNP memiliki hak untuk menjadi pemegang saham Bank Danamon selaku bank yang menerima penggabungan atau menjual saham mereka kepada MUFG Bank, sebagai pihak yang ditunjuk oleh Bank Danamon dan BNP,” katanya kepada Bisnis, Selasa (22/1).